Harga Logam Kuning Semakin Mengilap

Harga Logam Kuning Semakin Mengilap

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Harga logam mulia dalam tren menguat. Pada pertengahan Desember ini, harga emas produksi Antam berada di angka Rp 910 ribu per gramnya. Setelah pada Juli dan Agustus tembus Rp 1 juta lebih per gram.

Meski kelihatannya harga logam mulia bergerak naik. Angka itu tak mengurangi niat konsumen untuk investasi emas khususnya logam mulia. Terbukti sepanjang tahun 2020 ini permintaan akan logam mulia khususnya Antam justru meningkat. Kepala Butik Emas Antam Balikpapan Sutaji menjelaskan, permintaan logam mulia khususnya Antam di wilayah Kalimantan Timur mengalami kenaikan. Kenaikan itu apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya. "Pada tahun ini rata-rata per bulan mampu menjual 12-14 kilogram (kg). Sempat tidak mencapai target pada awal pandemi. Pada bulan April dan Mei, di mana saat itu penjualan hanya sekitar 9 kilogram," kata Sutaji saat dijumpai kemarin, (16/12). Emas mulai memperlihatkan kenaikan kembali pada Juni, Juli hingga Desember 2020. Dia menilai, naiknya permintaan karena konsumen mulai memilih investasi emas sebagai jangka panjang. Bahkan konsumen berani mengalihkan asetnya ke investasi emas. "Dengan alasan emas tidak akan tergerus oleh inflasi. Investasi emas untuk jaga-jaga dan jangka panjang. Dan yang terpenting kesadaran masyarakat akan investasi emas semakin bertumbuh," ujar Sutaji. Meskipun mengalami kenaikan pada logam mulia. Konsumen tetap berkeinginan untuk membelinya. Pada tahun lalu realisasi penjualan butik emas rata-rata per bulannya mencapai 11 kilogram. "Tahun ini target kami 12,5 kg. Dan target itu sudah melampaui," imbuh dia lagi. Permintaan didominasi oleh individu. Sisanya permintaan datang dari perusahaan untuk suvenir. Adapun permintaan costumer rata-rata adalah dengan satuan kecil atau di bawah 5 gram. Karena harga dapat dijangkau semua kalangan. "Permintaan paling banyak diminati adalah 0,5, 1, 2 hingga 5 gram. Sehingga persediaan untuk satuan tersebut dipersiapkan lebih banyak," tandasnya. Mengapa peminat satuan kecil banyak? Dia menilai dengan satuan kecil maka harga masih bisa dijangkau oleh semua kalangan. "Di samping harga terjangkau, permintaan satuan kecil semua kalangan masyarakat bisa memilikinya," tuturnya.   Menurutnya, pembeli untuk wilayah Kalimantan Timur merata di kabupaten dan kota. Namun didominasi oleh Kota Balikpapan dan sekitarnya. "Kaltim khususnya Balikpapan pembeli banyak individu.. Pembeli hampir semua kabupaten, tapi paling banyak Kota Balikpapan dan sekitarnya. Samarinda, Bontang, Paser, PPU, Kukar," sebut Sutaji. Pada tahun mendatang, Sutaji memproyeksikan permintaan akan emas khususnya logam mulia akan tetap bertumbuh. Bahkan akan meningkat. Karena kesadaran masyarakat untuk investasi logam mulia sudah terbangun dengan baik. "Tahun depan, saya kira makin meningkat karena itu tadi kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas itu sudah ada. Seperti yang dulu ibu-ibu investasi emas perhiasan juga beralih ke logam mulia," ujarnya. Selain kesadaran masyarakat akan investasi logam mulia yang tumbuh. Pergerakan emas dunia pada lima tahun ini mengalami kenaikan. Kenaikan signifikan terjadi pada 2019 ke 2020. Pada Januari 2019 atau tepatnya semester I - 2019 harga logam mulia masih berkisar Rp 600 ribu. Kini sudah tembus Rp 900 ribu per gramnya. "Karena harga emas dunia ini dipengaruhi oleh ekonomi global, perang dagang Amerika-China. Kemudian Amerika melaksanakan pemilu dan pandemi," ujarnya. Untuk itu pihaknya optimis tahun depan permintaan akan terus meningkat. Tentunya perusahaan juga punya strategi dalam pemasaran. "Masing-masing perusahaan punya strategi. Antam yakin tetap bertumbuh dengan kelebihannya memiliki sertifikat internasional," tambah dia lagi. Terpisah, salah seorang yang juga menjual logam mulia mengaku pada tahun ini belum terlihat adanya tren kenaikan ataupun turun. "Motifnya masih sama. Ada dana lebih, beli logam mulia. Sehingga saya nggak melihat adanya tren naik atau turun," jelas Andi Sangkuru. Dia menyebut pada November 2020 berhasil membukukan 239 gram. "Per bulan relatif ya," sebutnya. Sementara itu, Saiful, karyawan Toko Emas Mupakat mengatakan, permintaan logam mulia ada kenaikan. Permintaan terbanyak dengan jumlah satuan kecil. Seperti 1 gram dan 2 gram. Kalau permintaan sangat jarang. "Karena saat ini masyarakat memilih investasi emas logam mulia sesuai uang yang dimiliki. Apalagi pandemi," tukasnya.

Apa Kata Analis?

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, karakteristik investasi emas sebagai safe haven menyebabkan orang-orang beralih ke komoditas logam mulia tersebut apabila risiko perekonomian global meningkat. Hans menyebut, setidaknya ada tiga isu yang akan meningkatkan risiko global. Dan menyebabkan investor mengalihkan modalnya dari aset seperti saham ke aset yang lebih aman seperti emas. Pertama adalah risiko resesi global. "Dunia mulai mengonfirmasi akan adanya resesi global, misalnya Amerika Serikat dan Eropa, sehingga harga emas naik." Berikutnya adalah perang dagang Amerika Serikat-Cina yang naik turun berkali-kali. Ketegangan kedua negara yang tak kunjung reda ini juga menyebabkan risiko perekonomian global meningkat. Ia mengatakan, tensi antara dua negara tersebut memang naik turun, namun isu yang diperdebatkan pun semakin banyak sehingga menimbulkan risiko global. Terakhir, kata Hans, pandemi COVID-19 yang belum mereda juga menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar. Mereka khawatir pemerintah setempat akan melakukan pembatasan aktivitas ekonomi kembali. Kondisi itu lah yang membuat orang mengalihkan asetnya ke emas. "Memang kalau investasi, orang akan memilih mana yang lebih aman. Kalau risiko global meningkat, maka saya akan mengalihkan ke aset yang bebas risiko, misalnya pasar uang atau emas," imbuhnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: