Balikpapan Sudah Siap, 77 Sekolah Ikuti Belajar Tatap Muka

Balikpapan Sudah Siap, 77 Sekolah Ikuti Belajar Tatap Muka

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Disdikbud Balikpapan pastikan 77 sekolah ikuti rencana simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Tahun depan.

Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menerangkan 77 sekolah negeri itu campuran,antara SD dan SMP. Simulasi itu untuk merupakan bahan evaluasi. Terkait rencana pembukaan kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa pandemi. Dijadwalkan dimulai 11 Januari 2021 mendatang. "Simulasi sebagai tahap awal di 23 SMP negeri ditambah 12 sekolah SMP swasta, kemudian di 30 SD negeri ditambah 12 sekolah SD swasta. Total ada 77 sekolah," urai Muhaimin, Kamis (10/12/2020). Sebanyak 1.175 guru SD dan 1.533 guru SMP bersama tenaga kependidikan penjaga sekolah, tukang kebun sekolah mengikuti rapid test. Yang difasilitasi diskes untuk memastikan kesehatan mereka sebelum simulasi. "Mohon doanya supaya lancar srhingga tanggal 14 sampai 17 Desember nanti, itu berjalan maksimal," katanya. Proses simulasi dibagi menjadi dua tahap.  Tahap pertama dilakukan 14 dan 15 Desember 2020, khusus untuk tingkap SMP. Sementara 16 dan 17 Desember 2020 barulah simulasi dilakukan untuk anak-anak tingkat SD. Muhaimin menjelaskan mengapa setiap jenjang pendidikan diberi dua hari simulasi. "Tanggal 14 untuk tatap muka dan tanggal 15 untuk daring. Hal yang sama juga untuk tingkat SD di tanggal 16 (PTM) dan 17 (daring),” ujarnya. Hasil simulasi tersebut akan menjadi evaluasi sebelum merealisasikan TPM tahun depan. Terutama mengenai kesiapan memenuhi enam syarat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Yakni terkait ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan. Seperti: toilet bersih dan layak, serta adanya sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer disinfektan. Sekolah juga dituntut mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Kesiapan menerapkan wajib masker. Memiliki alat pengukur suhu tubuh atau thermogun. Syarat lainnya sekolah harus memiliki pemetaan warga satuan pendidikan yang memiliki komorbid tidak terkontrol. Karena itu disdik meminta bantuan dari diskes. Lakukan rapid test massal untuk para guru. Syarat terakhir yakni sekolah harus mendapatkan persetujuan komite sekolah. Atau perwakilan orang tua untuk melakukan metode PTM. “Kunci utamanya pada saat anak-anak berangkat dari rumah. Kerena dia (pelajar) harus dibekali makanan, kemudian harus ada masker cadangan," katanya. Selain itu diharapkan anak-anak diantar langsung oleh orang tuanya tepat pada saat jam masuk kelas. Dijemput pun tepat waktu. Tidak menggunakan angkutan umum. "Kalau orang tua menggunakan layanan antar jemput. Kita minta supaya kendaraannya tidak lebih dari empat orang penumpang untuk menghindari kontak langsung," urainya. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi meninjau langsung Labkesda Balikpapan yang menjadi tempat pelaksanaan rapid test massal para guru dan tenaga pendidikan. Skrinning rapid test dilakukan selama dua hari. Kemarin dan hari ini. Para guru dan tenaga pendidikan bisa langsung datang ke Puskesmas. Diskes Balikpapan mendata ada 27 Puskesmas yang menerima layanan rapid test untuk pelaksanaan simulasi PTM. Rizal menyebut rapid test juga dipersilakan bagi orang tua murid yang mau ikut. Tapi tidak dengan para siswa. "Kan siswa banyak sekali (jumlahnya) enggak mungkin kita melakukan (alat rapid test terbatas)," ujarnya. Ia juga menyebut rencana metode PTM selama masa pandemi akan dibatasi jam belajarnya. Kemudian mengurangi jumlah murid di kelas, yang dibagi 50 persen kehadiran setiap harinya. "Jadi tidak full (satu minggu), tiga hari. Dan juga tidak sepanjang hari hanya beberapa jam pembelajaran di kelas," imbuhnya. (ryn/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: