Ngobrol Santai Bareng Kadiskominfo Kaltim Baru, M Faisal

Ngobrol Santai Bareng Kadiskominfo Kaltim Baru, M Faisal

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Separuh usianya dihabiskan menjadi abdi negara. Terlahir menjadi PNS, mungkin itu jalan hidup Muhammad Faisal, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kaltim yang baru.

Hampir semua jenjang eselon dalam penggolongan PNS sudah dicicipinya. Berbagai bidang juga pernah dikelolanya. Faisal menggenapkan seperempat abad menjadi pegawai negeri di lingkungan Pemkot Samarinda. Sebelum akhirnya terpilih menempati posisi Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kaltim. Pria kelahiran Samarinda 1968 itu, memulai karir dari level paling bawah. Di bidang farmasi. Sebagai apoteker di Puskesmas Segiri. Profesi awal itu, jelas tidak berkorelasi langsung dengan ilmu komunikasi. Di awal karir ia memang menekuni dunia obat-obatan. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Asisten Apoteker atau sekarang disebut SMK Farmasi, di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Setelah lulus dari SMP 1 Samarinda. Hal itu diakuinya memang berangkat dari keinginannya. Dan pilihan sekolah waktu itu memang hanya di Banjarmasin. Sebab di Kalimantan, sekolah farmasi hanya ada di kota itu, kata Faisal. Pun begitu saat harus melanjutkan belajar farmasi ke Jejang Diploma atau D3. Pilihannya cuma antara Jakarta atau Solo, Jawa Tengah. Ia memilih merantau ke Solo. Baca juga: TPS 23 Bukit Pinang Bikin Baper, Didesain Mirip Acara Nikahan Tiga tahun bergelut mendapat gelar diploma. Ia lulus tahun 1990. Sebagai lulusan farmasi pertama dari Kalimantan. Setelahnya barulah ia pulang ke Samarinda. Di sini, ia bekerja sebagai pegawai swasta, sambil buka usaha apotek sendiri. Setelah mendapat kabar tentang  pembukaan formasi pegawai negeri, ia mendaftar. Lansung diterima saat itu. Sebagai PNS Pemprov Kaltim dan ditempatkan di Samarinda. Lalu bertugas di Puskesmas Segiri selama lima tahun. Setelah lima tahun mengabdi, Faisal dihadapkan pada pilihan berat. Ia harus bergelar sarjana agar bisa melanjutkan karir di dunia kesehatan. Sempat menjadi kekesalannya, ketika orang-orang baru yang masuk di Puskesmas itu malah dengan mudah menjadi atasannya yang sudah bertahun-tahun bekerja. Akhirnya ia sadar harus kuliah lagi. Namun kendalanya saat itu belum ada pendidikan strata satu bidang farmasi di Samarinda. Merantau lah ia ke luar kota. Di satu sisi ia juga segera ingin menikah. "Aku memutuskan untuk tidak meneruskan S1 Apoteker. Karena sudah kebelet ingin menikah," kenangnya kepada media ini, saat ditemui nomorsatukaltim.com, Senin (7/12/2020) lalu. Namun, Faisal merasa tetap harus melanjutkan pendidikan. Agar tetap bisa naik jabatan. Maka dipilihlah waktu itu kuliah di program sarjana ilmu komunikasi di STIKOM Mahakam Samarinda. "Karena kalau mau linier lanjut farmasi, mesti ke luar Samarinda kuliahnya. Sementara saya sudah kebelet nikah," Faisal menegaskan alasannya. Faisal pun memutuskan menyebrang disiplin ilmu. Dari kesehatan ke komunikasi. Namun sebelum itu, ia sebenarnya sempat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Widiagama Samarinda, jurusan Hukum. Karena merasa tidak cocok, ia berhenti di akhir semester pertama. Baca juga: Korupsi di PT AKU: Berharap Laba, Malah Elus Dada Bidang komunikasi pun menjadi jalan selanjutnya dalam petualangan hidup Faisal. "Begitu lulus, tahun 2000. Di situlah aku keluar dari kesehatan. Mutasi ke komunikasi. Karena sarjanaku komunikasi," lanjutnya menceritakan. Dengan modal ijazah sarjana ilmu komunikasi pada tahun kelulusannya itu pula, Faisal mulai masuk ke Balai Kota Samarinda. Kebetulan saat itu, katanya, hanya ada satu orang dengan latar belakang pendidikan komunikasi. Awalnya ia menjadi staf selama kurang lebih tiga tahun. 2003 Faisal kuliah lagi, S2, di Universitas Brawijaya, Malang. Jurusan Administrasi Publik. Ia juga sempat melanjutkan hingga jenjang S3, sudah sampai menyusun desertasi. Tapi tidak diteruskan karena mengalah sama anaknya. Yang juga saat itu mesti dikuliahkan. Pada tahun 2003 itu pula, Faisal mendapat jabatan pertamanya, sebagai Kasubag Protokol, (eselon empat). Setelah itu, ia bergeser menjadi Kasubag Perpustakaan, masih (eselon empat). Kemudian menjabat menjadi Kasubag Pengolahan Data Elektronik, terakhir menjadi (eselon empat). Sebagai PNS eselon tiga, Faisal juga menempati tiga posisi. Yaitu sebagai Kabag Humas, Kabag Umum dan Sekretaris Dinas Pariwisata .12 tahun merintis. Sebelum akhirnya diangkat sebagai kepala dinas pada 2012. Pertama menjabat kepala Kepala  Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Kominfo. Kemudian pada 2017 dinas tersebut dipecah. Ia dipilih menempati posisi Kepala Dinas Pariwisata. Dan pada 2019, Faisal pindah lagi menjabat Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM. Belum genap dua tahun ia menempati posisi itu, ada pembukaan pendaftaran di lingkungan Pemprov. Faisal memutuskan ikut. Ia memohon izin dengan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang. Sempat dua kali mencoba masuk ke Pemprov Kaltim. Pertama seleksi Kepala Dinas Pariwisata Kaltim. Namanya masuk tiga besar. Lalu mengikuti seleksi Kepala Dinas Kominfo. Masuk tiga besar lagi. "Kali ini aku dapat," cetusnya. "Aku memang sudah bilang sama pak wali kota. Cuma mau mencoba dua kali. Pariwisata sama Kominfo. Kalau enggak lulus dua-duanya, berarti garis tanganku di Pemkot," Faisal mengatakan. Karena menurutnya, ia punya pengalaman yang cukup di dua bidang itu. Sebab pernah menduduki jabatan kepala dinas di dua bidang itu, meskipun hanya di tingkat kota. Tapi, Faisal menganggap sedikit pemahamannya itu sebagai modal. Untuk berani bersaing. Meski telah terpilih menjadi Kadiskominfo Kaltim, Faisal mengaku tak ingin mengubah gayanya. "Style ku begini, style branding dan komunikasi. Silakan atasan menyesuaikan dan menilai. Yang pentingkan kinerjanya," katanya. "Pariwisata itu passionku. Aku senang buat event, senang keramaian, senang buat kegiatan. Sedangkan bidang komunikasi itu baground ku, latar belakang, pendidikan ku," pungkasnya. (das/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: