Konsorsium PLTA Cari Modal Mitra

Konsorsium PLTA Cari Modal Mitra

TANJUNG SELOR, DISWAY – Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kecamatan Peso, Bulungan, molor lagi dari rencana. Modal, menjadi kendala bagi konsorsium PT Kayan Hidro Energi (KHE).

“Mereka sekarang masih mencari modal investasi dari mitra mereka. Tetapi kalau izin sudah keluar, mestinya mereka sudah bisa bekerja,” kata Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Minggu (6/12). Sebelumnya, konstruksi PLTA Sungai Kayan direncanakan pada akhir 2019 lalu. Namun, pandemik COVID-19 yang melanda Tiongkok, sejumlah ahli belum bisa didatangkan oleh PT KHE. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, akan berproses secara normal. “Masyarakat menyampaikan tadi bahwa sejak munculnya rencana pembangunan PLTA, tanaman kebunnya sudah tidak dihiraukan. Tumbuh begitu saja, tidak terpelihara, karena dianggap akan tenggelam dengan kehadiran PLTA. Sementara, rencana tempat relokasi cukup jauh dari sini, hampir 30 kilometer. Andaikata lahan dan tanamannya betul tenggelam, itu tentu perlu diantisipasi lebih awal,” kata Irianto di sela-sela kunjungannya ke Kecamatan Peso. “Dan, itu akan berproses saja secara alami dan sesuai aturan. Yang jelas, kalau investasi itu terealisasi, ini merupakan proyek strategis nasional yang akan bisa mendorong perkembangan ekonomi nasional dan Provinsi Kalimantan Utara,” tambahnya. Dirinya juga optimistis ada solusi terbaik. "Masyarakat sejak awal sudah tahu. Bahkan, tokoh-tokoh masyarakat di Desa Long Lejuh bersama PT KHE, sudah pernah studi banding ke Cina, melihat PLTA di sana,” tuturnya. PLTA Sungai Kayan ditarget bisa memproduksi listrik pada 2025 mendatang. Irianto mengatakan, listrik yang dihasilkan pada empat atau lima tahun akan datang, berasal dari bendungan I. Kapasitasnya mencapai 900 megawatt. “Informasi dari PT KHE, proses konstruksi fisik bendungan I paling lambat 2021. Butuh empat sampai lima tahun, agar satu bendungan selesai. Targetnya di 2025 kita sudah bisa hasilkan listrik dari sana,” ujarnya. Lanjutnya, produksi listrik akan berbanding lurus dengan pembangunan bendungan tahap selanjutnya. Yakni bendungan II sampai V. Apabila diakumulasikan, total target produksi mencapai 9.000 megawatt dari PLTA Kayan saat terealisasi pada 2050. “Lima bendungan itu dikerjakan bertahap. Satu bendungan dikerjakan empat sampai lima tahun. Setelah bendungan I selesai konstruksinya, tunggu satu tahun dulu untuk membangun bendungan II. Selisih satu tahun ini, karena harus mempersiapkan infrastruktur dari bendungan I ke bendungan II dan selanjutnya,” jelasnya. Namun, dirinya tidak menampik jika progres fisik belum signifikan hingga saat ini. Kondisi tersebut, dikarenakan PT KHE fokus menyelesaikan dokumen perizinan dengan berbagai pihak. “Dari sisi perizinan dan dokumen lain, pada prinsipnya sudah selesai semua,” ungkapnya. Kendati demikian, di lapangan tetap berjalan. Khususnya pada tahap konstruksi fisik. “Kalau di lapangan, kegiatan terus berjalan. Tidak ada yang stagnan. Meski belum signifikan, KHE kabarnya sudah persiapkan pembukaan jalan, land clearing, pematokan jalan, penyiapan gudang bahan peledak, dan akses ke lokasi PLTA,” sebutnya. Sementara itu, Direktur Operasional PT KHE, Roni menyebutkan, khusus untuk peledakan bebatuan besar sepanjang area bendungan, menjadi agenda terdekat. Pihaknya sudah memesan bahan peledak dari Surabaya. Paket tersebut, diestimasikan sampai Tanjung Selor pada bulan ini. Pihaknya juga mengejar izin dan rekomendasi penyimpanan bahan peledak. Mulai dari pihak kepolisian dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Peledakannya sendiri belum. Saat gedung siap, diinspeksi oleh pihak kepolisian dan ESDM untuk memberi izin dan rekomendasi. Kalau sudah layak untuk penyimpanan, maka dikeluarkan izin dari Mabes Polri untuk gudang dan proses peledakan,” ujarnya. Roni memprediksi tahap peledakan berlangsung akhir tahun atau awal 2021. Dengan begitu, pembangunan fisik bendungan dan akses ke lokasi segera berjalan. “Kalau prosesnya cepat, akhir tahun ini, bisa melakukan peledakan untuk akses jalan dari tempat ground breaking sampai melewati bendungan tadi,” ungkapnya. Dari PT KHE pun, akan melakukan sosialisasi perihal peledakan tersebut. “Dampak lingkungan dan sosial ke masyarakat tidak ada. Kan jarak ke pemukiman cukup jauh. Kita menggunakan sistem peledakan yang smooth, bukan peledakan di permukaan. Nanti juga ada sosialisasi sebelum peledakan,” ujarnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: