Jumlah ODHA di Kukar Capai 300 Orang

Jumlah ODHA di Kukar Capai 300 Orang

Kukar, nomorsatukaltim.com -Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar. Jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kutai Kartanegara sudah mencapai 300-an orang. Dan yang terjangkit AIDS sudah diangka 19 orang.

Angka itu terbilang kecil. Tapi di situlah permasalahannya. Diskes mengakui bahwa data itu belum bisa dikatakan sudah valid 100 persen. Karena seperti yang dialami di daerah lain. Pemeriksaan ODHA sangatlah tidak mudah. Menunggu inisiatif masyarakat memeriksakan diri sendiri juga bukan hal yang mudah.

Karenanya proses pencegahan dan penanganan terbilang terhambat. Karena masih gagal pahamnya pola pikir masyarakat. Yang menganggap bahwa saat ada yang diperiksa, sudah dicap positif AIDS.

"Itukan penjaringan dan screening apakah menderita atau tidak," ujar Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Diskes Kukar, Sri Suharti pada Disway Nomor Satu Kaltim.

"Kita hanya mengajak, tapi tidak bisa memaksa," timpalnya lagi.

Dengan adanya screening dan penjaringan ini. Jumlah kasus bisa terhitung dengan baik. Meskipun nantinya menunjukkan hasil positif HIV/AIDS. Bisa dilakukan prosedur pengobatan yang baik dan tepat dari Diskes.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kukar Supriyanto menjelaskan. Imbauan terus dilakukan. Demi menyadarkan masyarakat bahayanya HIV/AIDS.

Puncaknya pun pelaksanaan Hari AIDS Sedunia tahun 2020, dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong. Meskipun kegiatan ini langganan dilakukan, dua kali dalam setahun di sana. Ratusan warga binaan pun disasar.

"Ini memang rutin dilakukan, tentunya dalam rangka deteksi dini. Harapan kita semua bebas HIV/AIDS," ujar Supriyanto.

Kepala Lapas Kelas IIA Tenggarong, Agus Dwi Rijanto mengatakan. Sedikitnya ada 248 warga binaan yang jadi sasaran screening dengan metode VCT Mobile. Dan semua tahanan baru yang belum pernah sama sekali menjalani pemeriksaan HIV/AIDS.

Walaupun nantinya ada warga binaan yang positif HIV/AIDS. Tentu tidak akan bakal dijauhi oleh warga binaan lainnya. Hanya dirinya dan petugas kesehatan saja yang boleh mengetahui prihal tersebut.

"Harapan saya kegiatan ini terus berlanjut," terang Agus.

Karena ini dirasanya sangat penting. Menilik penderita HIV/AIDS akan mengidap penyakit ini selamanya. Sehingga apabila ada yang diketahui terjangkit, bisa dilakukan pengobatan secara rutin. Terus melakukan kontrol kesehatan. Pastinya difasilitasi Lapas tentunya.

"Tidak disiapkan ruang khusus, berbaur dengan tahanan yang lain. Tentunya dengan pola hidup yang baik dan teratur," pungkas Agus. (mrf/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: