Meracik Kopi; Seni, Hobi, Profesi, dan Meditasi
Bontang, nomorsatukaltim.com - Meracik kopi itu bukan sekadar ritual. Tapi meditasi. Begitu kata Nirwansyah. Pria yang baru menggeluti dunia barista 3 tahun terakhir ini.
Banyak hal yang menarik dari barista. Unik dan sakral. Perlakuan kopi harus istimewa. Ada kepuasan tersendiri jika berhasil melalui tiap prosesnya dengan sempurna.
Manual brew perlu taktik. Mengolah biji kopi menjadi minuman harus melalui proses. Menyeduh kopi dengan dripper memang jelimet. Kalau asal-asalan rasanya watery. Seperti air putih dengan teh bercampur. Rasanya memuakkan.
Pouring atau menuang air ke kertas dripper harus dilakukan seksama. Metodenya beragam. Menyiram membentuk spiral atau zig-zag. Tergantung selera. Tapi Nirwan memilih bentuk spiral atau melingkar. Supaya rasanya lebih pas.
Menuang air ke dripper pun bertahap. Ada proses blooming namanya. Yakni saat air membasuh kopi di dalam dripper. Dan menunggu lagi.
"Harus jeda dulu, baru dilanjutkan pouring lagi," ungkap Nirwan.
Sensasi itu yang selalu dicari kala meracik kopi. Yang lama-lama menjadi hobi. Dari kesenangannya itu Nirwan mengaplikasikan bakatnya di kedai kopinya sekarang. Sekaligus menjadi profesinya.
Selain manual brew. Nirwan juga mahir dalam melukis latte. Sajian kopi dengan susu yang diatasnya bergambar itu. Membentuknya juga hati-hati. Salah sedikit saja, gambarnya tak jelas.
Melukis latte perlu seni. Makanya namanya Latte Art. Menuang adukan susu putih pelan-pelan supaya membentuk pola. Pola itulah nantinya yang muncul seperti gambar. Gambar apa saja.
"Kalau gambar basic itu seperti daun dan bunga-bunga. Yang susah itu kalau polanya bentuk animal," katanya.
Melukis latte bentuk animal ini lucu-lucu. Ada yang berbentuk kuda laut, singa sampai tarsius-satwa endemik Sulawesi.
Mengolahnya tak lama. Paling lama 20 detik. Itu kalau ada mesin otomatis. Karena susunya sudah disteam. Kalau manual prosesnya bisa lebih lama. Karena susu-susunya harus diolah lebih dulu.
Dari seluruh proses kopi. Nirwan paling gandrung v60. Meracik kopi dengan dripper. Pouring dan menunggu blooming. Lalu pouring lagi. Menunggu tiap tetes kopi ke dalam server -teko kaca wadah sajian V60- lalu disajikan.
Barista itu seni dan hobi yang jadi satu. Meracik kopi bukan hanya memenuhi hasrat penikmatnya. Tapi ritual meditasi yang menuntut kesempurnaan. Kan maen. (wal/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: