Makin Bagus, Makin Mahal

Makin Bagus, Makin Mahal

Makin Bagus, Makin Mahal. Kaum hawa sedang disibukkan mengurus tanaman hias. Tak mau kalah, kini kaum adam sedang hobi pelihara ikan cupang. Bahkan ada yang menjadikannya bisnis. Sepertinya ini dampak pandemik Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Seperti halnya yang dilakukan Wawan, warga Jalan Jenderal Sudirman, Tanjung Redeb. Sebenarnya, hobi maupun beternak ikan cupang, sudah digelutinya sejak dua tahun lalu. Itu dilakukannya, setelah melihat anaknya berhasil breeding ikan cupang aduan. Bermodalkan Rp 50.000 belajar beternak ikan cupang, dan sekarang bisa menghasilkan jutaan rupiah dari ikan cupang. Iseng-iseng berhadiah, Dia membeli calon indukan dengan harga Rp 250.000 berjenis plakat, vancy dan nemo. Dikawinkan dengan cupang jenis lain. Dan sekarang, berhasil mencetak indukan terbaik. “Memang awalnya untuk breeding cupang itu membutuhkan modal. Tapi kalau untuk pemula bisa belajar dengan breeding cupang aduan dulu. Agar kalau gagal tidak merugi,” ungkapnya kepada Disway Berau, Jumat (27/11). Dijelaskannya, dari burayak (anak ikan) menjadi indukan siap pijah, membutuhkan waktu 4-5 bulan. Untuk perawatan burayak, memang membutuhkan wadah yang cukup besar. Biasanya, menggunakan baskom atau bak cukup besar. Setelah berumur satu bulan, dirinya langsung memindahkan burayak ke kolam pembesaran. Yang biasanya menggunakan terpal. “Di kolam pembesaran itu, ikan dibiarkan hingga berumur 3 sampai 4 bulan,” katanya. Wawan menyebut, selama ikan masih berbentuk burayak, dirinya memberikan pakan dengan menggunakan kutu air. Proses breeding, hanya dilakukan selama dua hari. Kemudian, betina diangkat dan pejantan dibiarkan untuk menjaga telurnya. “Biasanya, empat hari burayak akan bermain di buih yang dibuat indukannya. Selama itu, biasanya ada burayak yang mati,” ungkapnya. Lanjutnya, untuk burayak tidak diperjualbelikan. Hal itu berlangsung hingga anakan ikan berusia tiga bulan. Menurutnya, dalam rentan waktu tiga bulan, mutasi genetik atau warna ikan dapat berubah. “Jadi kalau masih kecil berwarna biru, besarnya belum tentu. Karena warnanya itu enggak bisa ditebak,” tuturnya. Untuk membedakan jantan dan betina, biasanya dilihat dari bentuk badannya. Indukan jantan, biasanya berukuran lebih besar dibanding betina. Dan betina, memiliki titik putih di bawah perutnya. Untuk jenis ikan yang di breedingnya ada beberapa macam. Mulai plakat vancy, nemo, crowntail, celo, solid dan halfmoon. Untuk harga pun berbeda per jenisnya. Harga untuk satu ekor ikan biasanya dijual di angka Rp 100.000 yang standar hingga jutaan rupiah untuk best quality. “Tergantung kualitasnya. Harga itu relatif, kalau dia masuk great, maka ikan itu makin memiliki nilai. Ada juga yang dijual dengan harga Rp 10.000, tapi kualitasnya tidak bagus,”  tegasnya. Untuk memilih kualitas ikan yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Misalnya, punggung ikan yang harus lurus atau tidak bungkuk, mulut ikan harus trapesium, dorsal (sirip atas) dan anal (sirip bawah) harus menyentuh ekor. “Kalau ekor ikan itu berbentuk seperti huruf C, maka harganya pun akan semakin mahal,” katanya. Indra, warga Jalan Diponegoro Tanjung Redeb, mengakui mulai mengoleksi ikan cupang, selama pandemik. Itu dilakukan, setelah melihat temannya yang mengoleksi ikan cupang. “Lagi ramai yang pelihara, coba ikut-ikutan ternyata asyik juga, jadi mau nambah lagi,” terangnya. Karyawan swasta ini, mengaku masih membeli jenis standar yang tidak terlalu mahal. Yakni di kisaran Rp 100 ribu-Rp 500 ribu per ekornya. “Beberapa ekor yang saya beli, seperti jenis koi dan blue rim,”pungkasnya.*/fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: