2021, Penduduk Miskin di Balikpapan Diprediksi Bertambah

2021, Penduduk Miskin di Balikpapan Diprediksi Bertambah

Balikpapan, nomorsatukaltim,com – Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 diprediksi meleset. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan penduduk miskin Balikpapan masih di bawah ekspektasi.

Tingkat TPT sampai tahun lalu berada di angka 7,29 persen. Sementara target Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai 2021 berada di angka 4,55 persen. Begitu juga dengan tingkat penduduk miskin di Balikpapan. Masih ada selisih tipis dari pencapaian tahun lalu. Yakni 2,42 persen. Sementara targetnya menurunkan angka kemiskinan sampai 2,3 persen. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan Agus Budi menyebut pemerintah selalu berupaya menurunkan tingkat TPT. Tetapi nilainya masih tinggi, bahkan dari nilai rata-rata nasional. Alasannya cenderung geografis. Balikpapan dianggap kota transit. Banyak penduduk yang bekerja dari luar Balikpapan. Namun ketika yang bersangkutan sudah tidak bekerja, mereka tinggal dan tercatat sebagai penduduk Kota Minyak. Dan pengangguran pula. "Ini yang menjadi masalah. Karena kita sebagai pintu gerbang," katanya baru-baru ini. Tingginya TPT dikhawatirkan memicu masalah-masalah sosial. Bisa jadi tingkat kriminalitas juga tinggi. Sehingga perlu dievaluasi dan ada tindakan nyata dari pemkot untuk menurunkan angka pengangguran. Jika dibanding kabupaten/kota lain, nilainya termasuk rendah. Tapi tetap menjadi PR bagi pemkot karena masih ada sekitar 2,22 persen per jumlah penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Total penduduk Balikpapan sekitar 700 ribu jiwa. Baca juga: Wali Kota Balikpapan Keluarkan Edaran, Rizal: Ketua RT Tolong Netral… "Sehingga jika dilihat dari angkanya masih relatif besar," ungkapnya. Dilihat dari profil penduduk tersebut di Kota Minyak, berdasarkan data kemensos tahun 2020, rata-rata yang masuk dalam kategori ini merupakan tamatan SD dan SLTP. Data BPS tahun 2019 menunjukkan persentase lulusan sekolah dasar dan menengah pertama berada di angka 66,69 persen. "Ini kasusnya sama dengan TPT. Sebagian besar berasal dari luar kota," imbuhnya. Ia mencontohkan 465 penerima bantuan sosial tahap kedua dari kemensos. Ada 257 penerima bantuan yang berasal dari luar Balikpapan. Atau sekitar 55,27 persen dari jumlah totalnya merupakan penduduk luar daerah. Permasalahan ini juga belum didukung dari upaya pemberdayaan masyarakat yang belum dilakukan secara tuntas. "Kita sudah lakukan upaya charity (amal), tapi tidak ada upaya pendampingan," katanya. (ryn/boy)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: