Putaran Uang Narkoba Capai Rp 600 Juta

Putaran Uang Narkoba Capai Rp 600 Juta

Peredaran narkoba di Balikpapan masih ganas. Sepanjang November ini saja, polisi sudah menggagalkan peredaran 672,38 gram sabu. Nilainya, lebih dari Rp 600 juta. Jumlah yang besar untuk menyelamatkan ratusan generasi muda Balikpapan.

nomorsatukaltim.com - DARI para pelaku, didapati alasan ekonomi jadi penyebab terjerumus dalam bisnis haram ini. Memang sudah jadi alasan klasik para pengedar kristal mematikan ini. Terlebih di masa pandemi, marak pengurangan tenaga kerja, bahkan sampai bangkrutnya usaha. Upah yang menggiurkan, jadi penyebab terjerumus dalam praktik ini. Di Sat Resnarkoba Polresta Balikpapan, tercatat 14 laporan polisi (LP) soal peredaran narkoba ini masuk. Dan seluruhnya berhasil terungkap setiap pekannya. Dari 14 LP yang terungkap itu pun, 21 pelaku dari berbagai wilayah di Balikpapan. Hal ini membuat sel penjara di Makopolresta Balikpapan semakin sempit. Kasat Resnarkoba Polresta Balikpapan, Kompol Pambudi melalui KBO Sat Resnarkoba Polresta Balikpapan, Iptu Tri Ekwan menjelaskan, dari ke-21 pelaku yang berhasil ditahan, di antaranya ada yang sudah menjadi target operasi (TO) sebanyak dua orang, sementara sisanya merupakan pengembangan kasus atau non-TO. Lanjut Tri Ekwan, untuk jumlah barang bukti yang berhasil dikumpulkan selama November ini, sebanyak 672,38 gram sabu yang terbagi dalam 54 poket. "Semua yang kita ungkap ini merupakan barang siap edar, tapi ada juga yang masih kemasan akan diecer lagi. Totalnya ada 54 poket, campuran," jelasnya. Jika dinominalkan, sudah ada perputaran uang mencapai Rp 600 juta-an dari para kurir hingga bandar narkoba tersebut, dengan perkiraan harga sabu Rp 1 juta per gramnya. Bahkan disebut-sebut, dengan nominal sebanyak itu mampu menyelamatkan ratusan generasi muda dari barang haram ini. "Kalau dilihat jumlahnya, tentu ratusan generasi bangsa ini kita selamatkan dari peredaran sabu ini," tambah KBO Sat Resnarkoba Polresta Balikpapan. Alasan klasik ekonomi juga dibenarkan oleh Tri Ekhwan. Nyaris dari 21 tersangka yang ditahan, mengaku jika kebutuhan ekonomi keluarga menjadi penyebabnya. "Mereka semua mengakunya begitu. Karena upah yang menggiurkan jadi tertarik," ujarnya. Hal ini pun dikatakan oleh dua pengedar sabu yang dalam beberapa bulan beralih profesi. Sebut saja Kai, yang awalnya merupakan penjual besi tua. Sejak beberapa bulan terakhir, ia menjadi pengedar sabu di kawasan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah. "Iya upahnya lumayan buat bayar kontrakan dan kehidupan sehari-hari," ujarnya. Lain halnya lagi dengan AS, yang merupakan mantan personel band di Balikpapan. Lantaran sepi tawaran, ia pun beralih menjadi kurir sabu. "Lumayan (upahnya), sekali antar diupah Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta tergantung banyaknya barang," ujarnya. (Bom/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: