Iklim Investasi Menentukan Kualitas

Iklim Investasi Menentukan Kualitas

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Iklim investasi yang kondusif masih perlu ditingkatkan. Ini untuk menentukan kualitas investasi yang lebih baik bagi Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, indikator Environment Social Governance dinilai sebagai sebuah ukuran yang dilihat oleh para investor luar negeri. Tutuk menyampaikan, jika itu dijaga maka dengan sendirinya investasi berkualitas akan masuk ke Indonesia. Terutama Bumi Mulawarman. "Sehingga akan meningkatkan daya saing di sektor industri pengolahan Kaltim,” jelasnya, Rabu (11/11). Tutuk menuturkan, Kaltim perlu belajar dari China. Mengenai pertumbuhan ekonomi di kawasan industri. Adapun, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dimiliki Kaltim saat ini masih belum ada yang mampu menampung industri pengolahannya. Baik di Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Maupun di Kawasan Industri Kariangau (KIK). “Ada problem mungkin di sana. Mari kita lihat, adakah insentif fiskal, bagaimana sewa lahan, bagaimana listriknya, konektivitas infrastruktur nya, upah apakah sesuai dengan produktivitas tenaga kerjanya,” papar Tutuk. Tutuk menjelaskan, BI dan pemerintah daerah mendorong arah investasi dengan memastikan proyek-proyek yang ada. Bukan hanya clean and clear dari perspektif pemerintah saja. Tetapi juga dari perspektif investor luar negeri. Kawasan industri yang berada di Kaltim ini dinilai penting. Karena dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi untuk Bumi Etam. Di sisi lain, industri yang menjadi tumpuan Kaltim saat ini dinilai belum mampu berdampak terhadap terbukanya lapangan pekerjaan yang luas. “Kita itu punya tambang besar, ekstraktif tetapi lapangan kerja yang dicetak itu kecil sekali. Yang besar itu perdagangan, jadi kita perlu balik itu,” jelasnya. Tutuk merasa perlu untuk sama-sama membenahi masalah yang ada. Di mana, untuk jangka pendek yang menjadi sasaran adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Yang nantinya akan diprioritaskan. Untuk mendapatkan bantuan agar dapat terus bergerak. Lebih lanjut, Tutuk meyebutkan kawasan industri harus dihilirisasi. Rencana batu bara yang diubah menjadi metanol dinyatakan sudah ada kontrak jangka panjang. Energi terbarukan sektor hydropower di Sungai Mahakam dengan panjang 980 kilometer, juga dinilai sangat berpotensi untuk menjadi sumber tenaga listrik bagi Kaltim. “Sehingga kalau nanti menjadi IKNB (ibu kota negara baru) kita tidak bingung lagi sumber masalah energi,” tandasnya. Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Purwadi memberikan komentar. Menurut Purwadi, hal tersebut dinilai terlambat untuk disadari. "Seharusnya itu sudah disadari sejak lama," sindir Purwadi. UMKM, buruh, petani, ungkap Purwadi, harus lebih diprioritaskan. Sektor perdagangan yang dikatakan harus dilirik, juga perlu diperhatikan kembali. "Elektrilisasi kita masih belum maksimal, harus diupayakan. Pemprov dan pemerintah daerah harus bisa bekerjasama. Harus clear perdagangan bagian mana dulu yang perlu dibenahi," tuturnya. Sektor-sektor yang menjadi daerah penyangga sumber pangan, kembali, diminta Purwadi harus bisa lebih diperhatikan lagi. Seperti sebuah lingkaran setan, yang harus segera diputus. "Membangun Kaltim harus mengyinergikan semua pihak, tidak boleh setengah-setengah," pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: