Penjualan Aquaplant Meningkat 400 Persen saat Pandemi

Penjualan Aquaplant Meningkat 400 Persen saat Pandemi

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Tanaman air atau aquaplant, merupakan tanaman yang dikoleksi dan digemari oleh para pencinta aquascape. Aquascape adalah sebuah seni yang mengatur tanaman, air, karang, batu, kayu dan sebagainya dalam akuarium. Sehingga membuat ekosistem sendiri pada akuarium tersebut.

Hal itulah yang kini digandrungi oleh Rudi Cahyono. Pemilik usaha Evo Aqua Plant yang menjual berbagai jenis tanaman air. Berawal dari kegemarannya dalam memelihara tanaman. Ia kini fokus pada budi daya tanaman air hias yang dirintisnya sejak 3 tahun lalu. Awalnya ia merupakan seorang mekanik di suatu perusahaan. Seiring berjalannya waktu ia mencoba bergelut di dunia tanaman air. Lalu mencoba menjualnya di kalangan teman-teman terdekatnya. Dengan semakin bertambahnya permintaan, akhirnya ia membulatkan tekad untuk menjadi petani sepenuhnya. “Kebetulan pada waktu itu tidak ada supplier khusus tanaman aquascape di Balikpapan, jadi saya coba ambil peluangnya dan berjalan hingga sekarang,” ujarnya. Kini ia sudah membudiyakan kurang lebih 90 jenis tanaman air. Namun ada 3 yang paling dominan dan tinggi permintaan pasarnya. Yaitu Limnophila yang merupakan genus tanaman Plantaginaceae. Rotala yang merupakan genus tanaman dalam keluarga Loosestrife. Serta Echinodorus yang masuk dalam genus tanaman Alismataceae. “Ketiga jenis tersebut yang paling best seller,” ungkap Rudi. Ia sudah memiliki pelanggan setia ataupun reseller yang berada di berbagai kota di Indonesia. Bahkan beberapa waktu lalu ia baru saja melayani pembelian dari Jayapura, Papua. Namun untuk pengiriman ia mengakui pasar Kalimantan Timur yang masih paling tinggi permintaannya. Waktu yang dibutuhkan dalam setiap panen tanaman air hias ini pun beragam. Membutuhkan waktu satu hingga satu setengah bulan. Tergantung dari jenis masing-masing tanaman. Selama pandemi COVID-19, ia melanjutkan, kendala yang sering dihadapi adalah pengiriman keluar kota. “Yang harusnya paket Over Night Service atau sampai dalam 1 hari, pada masa pandemi seperti ini bisa 3 hari baru sampai,” ujarnya. Meskipun begitu, ia mengaku selama masa pandemi ini pula penjualannya mengalami kenaikan hingga 400 persen. “Mungkin karena banyak yang mencari kesibukan selama WFH ini ya, dan penghobi yang sebelumnya koleksinya sedikit mungkin ingin menambahnya lagi. Selain itu artis-artis kini juga banyak yang menekuni aquascape sehingga penjualan tanaman air ikut terdongkrak naik,” terangnya. Rudi tidak hanya menjual tanaman hasil budidayanya di rumahnya yang berlokasi di Jalan Ranah Asri, Blok A no 9, Batu Ampar. Namun ia juga memasarkannya di berbagai market place, e-commerce, serta media sosial. Ia tidak mematok minimal pembelian untuk perorangan atau penghobi.  Berbeda bagi reseller. Yang ada minimal pembelian. Untuk reseller, kata dia, minimal membeli 100 ikat. Karena ada perbedaan harga jika membeli dalam jumlah banyak. Harga yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari Rp 10.000 per ikat hingga Rp 500.000 per rumpun. Rata-rata diperuntukkan untuk di aquarium dan pecinta aquascape. Walaupun ada beberapa jenis yang cocok dalam aquarium kering seperti Terrarium atau Paludarium. Media tanam yang dibutuhkan dalam proses penanamannya pun diperlukan tanah khusus. “Minimal pasir malang, karena memerlukan media tanam yang berongga, jadi siklus nitrogennya dapat dan penyerapan nutrisi dari akar ke dasar juga dapat,” jelasnya. Ia menambahkan, hal yang perlu diperhatikan ketika memelihara tanaman air hias adalah karbondioksida (CO2), pencahayaan, media tanam, serta yang paling penting adalah kondisi air. “Semuanya perlu diperhatikan, agar tumbuhnya maksimal, fisiknya bagus, serta tumbuhnya juga cepat,” lanjutnya. Untuk saat ini tanaman yang bernilai tinggi adalah Anubias dari genus tanaman berbunga akuatik dari famili Araceae. “Karena pertumbuhannya yang lambat dan membutuhkan treatment lebih. Karena tidak bisa dipupuk secara terus-menerus. Malah hancur nantinya, oleh karenanya dibiarkan begitu saja secara natural dan membutuhkan waktu yang lumayan lama,” terangnya. Selain itu, Kalimantan sendiri memiliki tanaman air yang khas dan bernilai tinggi. Yaitu Bucephalandra yang banyak ditemui di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Timur. Yang dalam pembudidayaan dan penanamannya memerlukan perhatian lebih dan pertumbuhannya cenderung lambat. Oleh sebabnya bernilai tinggi di pasaran. Ke depannya ia berencana merambah pasar ekspor. Ia ingin menembus pasar Singapura dan Korea, “Masih perlu pendalaman dan hal-hal yang perlu dipersiapkan, karena untuk pasar ekspor sendiri membutuhkan ketelitian dan detail yang tinggi seperti packing dan proses pengiriman,” tutupnya. (ers/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: