Sektor Properti Bergantung Naiknya Konsumsi Masyarakat

Sektor Properti Bergantung Naiknya Konsumsi Masyarakat

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Mendekati akhir 2020, pelaku usaha properti berharap ada peningkatan ekonomi yang membawa pada peningkatan konsumsi. Apabila peningkatan konsumsi bertumbuh, maka akan berdampak pada industri properti.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020. Pada periode tersebut secara nasional mengalami kontraksi pertumbuhan minus 3,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Kontraksi juga dialami ekonomi Kalimantan Timur. Dari rilis Bank Indonesia, pada triwulan III-2020, perekonomian Kalimantan Timur mulai menunjukkan perbaikan walau tercatat masih mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi triwulan III tumbuh sebesar 2,39% (qtq), setelah mengalami kontraksi sebesar 6,53% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Menanggapi kondisi ekonomi tersebut, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan Andi Arif Mulya Dwi Hartono mengatakan, resesi secara umum pastinya berdampak terhadap properti di daerah. Namun demikian, dampaknya belum terlalu dirasakan. Hal itu disebabkan dari sisi government spending (belanja pemerintah) di triwulan II sebelumnya masih di bawah 50 persen. Dan pada November dan Desember government spending bisa mengimbangi dampak dari resesi. “Saya pikir resesi baru bener-bener terlihat di awal tahun 2021. Dimana government spending masih sedikit. Ditambah lagi spending masyarakat (konsumsi masyarakat) yang tetap terbatas,” kata Andi Arif Mulya kepada Disway Kaltim, Jumat (6/11). Menurut dia, apabila tidak ada perubahan ekonomi yang signifikan baik makro maupun mikro. Maka tahun 2021 makin berat dibanding 2020. “Termasuk di bidang properti daerah,” tandasnya. Hal itu dengan asumsi ekspor dan impor masih dengan pertumbuhan yang sama seperti 2020. Disinggung ekonomi Kaltim yang menunjukkan perbaikan, Andi menilai bukan dikarenakan tingkat konsumsi yang meningkat. Tetapi karena government spending yang meningkat. “Dan mungkin sedikit peningkatan di investasi sumber daya alam,” sebutnya.   Sedangkan industri properti tahun ini masih jalan di tempat. Belum ada mengalami peningkatan. “Properti harus bertahan. Dengan menjual stok tersedia dan penawaran lainnya yang bisa menarik konsumen untuk membeli properti,” tukasnya. Andi Arif mengatakan, industri properti sangat tergantung dari tingkat konsumsi. Sehingga industri sektor ini tetap berharap ada peningkatan ekonomi yang membawa dampak pada peningkatan konsumsi. “Dengan adanya peningkatan konsumsi otomatis meningkatkan industri properti juga,” imbuhnya. Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono menyebut September 2020 menujukkan kondisi ekonomi mulai membaik meskipun permintaan masih terbatas. Kondisi tersebut terlihat dari peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang mencapai 55,17. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Walaupun masih berada pada zona pesimis. Peningkatan ini bersumber mulai meningkatnya kondisi penghasilan serta ketersediaan lapangan kerja bagi responden. “Ekspektasi konsumen di periode yang akan datang juga masih cukup optimis dengan capaian sebesar 109,17,” sebut Tutuk. Sementara dari survei penjualan eceran. Menurut data pada September 2020 diindikasikan tumbuh positif meskipun sedikit melambat dibandingkan periode lalu. Indeks penjualan riil diprakirakan sebesar 151,9% atau tumbuh sebesar 56,8% (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh akselerasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencapai 133,1% (yoy) serta bahan bakar rumah tangga sebesar 13,9% (yoy). “Akan tetapi, sejumlah kelompok lainnya seperti budaya, suku cadang, serta peralatan rumah tangga masih berada dalam fase kontraksi,” tuturnya. Tutuk memperkirakan pada triwulan IV diperkirakan akan kembali membaik. Dengan catatan pandemi COVID-19 dapat dimitigasi risikonya dengan baik. Sehingga peluang peningkatan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi daerah. “Perbaikan itu diperkirakan akan bersumber pada kinerja lapangan usaha utama. Diiringi dengan peningkatan konsumsi pemerintah,” pungkasnya.  (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: