Jadi Pilot Project Pertanian, Minta Kepastian Waktu Pemakaian Lahan Perusahaan

Jadi Pilot Project Pertanian, Minta Kepastian Waktu Pemakaian Lahan Perusahaan

Kukar, nomorsatukaltim.com – Menjadi pilot project pertanian, sekaligus Desa Mandiri di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Tentu banyak hal yang diharapkan warga di Desa Bangun Rejo.

Seperti saat Anggota DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin, S.Sos, S.Fill melakukan reses pada Sabtu (31/10/2020) kemarin di L3, tepatnya di Zahira Café milik Ibu Jumiati. Dalam pertemuan itu, warga dan juga Pemerintah Desa (Pemdes) setempat mengaku sangat membutuhkan kontrol pengairan untuk pertanian berupa bangunan embung permanen. Yang mana, selain berfungsi untuk pengairan pertanian atau sawah, embung tersebut diharapkan bisa mengontrol debit air, sekaligus tempat untuk memelihara ikan. Sehingga, selain untuk menunjang perekonomian masyarakat, juga menjadi wadah pariwisata. “Program yang lain juga sangat diharapkan warga, seperti peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) berupa pelatihan bagi petani, wiraswasta dan juga pemuda-pemudi desa,” ungkap Salehuddin pada nomorsatukaltim.com, Minggu (1/11/2020) sore. Dengan adanya program itu, lanjutnya, akan menjadi bekal warga dalam meningkatkan ekonomi. Di samping itu pula, sampai saat ini warga belum mendapat kepastian waktu penggunaan lahan pertanian yang dipinjam pakaikan oleh perusahaan tambang batu bara. Sehingga warga khawatir, sewaktu-waktu lahan tersebut bisa saja diambil. “Jadi warga meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) Kukar untuk segera melakukan mediasi dengan perusahaan. Agar tidak terjadi kesewenangan terhadap lahan tersebut,” ucap Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim ini. Bukan hanya masalah kepastian waktu, Pemdes Bangun Rejo juga meminta kepada Pemda Kukar agar lahan-lahan bekas tambang bisa disulap menjadi embung. Yang fungsinya tak hanya sebagai pengalih banjir, tapi dapat bernilai guna untuk kegiatan ekonomi warga, terutama pertanian. “Selama ini bantuan pemerintah masih terbatas dan belum maksimal dalam mendorong potensi pertanian mereka (warga). Apalagi saat ini lahan pertanian mereka telah dikepung oleh lahan-lahan tambang batu bara,” singgung politisi Partai Golkar ini. (adv/bay/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: