E-commerce Mulai Dipercaya Konsumen

E-commerce Mulai Dipercaya Konsumen

Perdagangan e-commerce (elektronik) kini semakin diminati. Tingkat kepercayaan konsumen meningkat.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet begitu pesat. Berbagai aktivitas dilakukan dengan cepat dan mudah. Hanya dengan sentuhan jari di gadget berbagai aktivitas dapat dilakukan dalam waktu singkat. Internet memunculkan berbagai peluang baru dunia bisnis dan industri e-commerce (perdagangan elektronik) salah satunya. Industri ini di Indonesia telah mengalami pertumbuhan sangat pesat. Dalam waktu beberapa tahun terakhir. Saat pertama kali masuk ke Indonesia, e-commerce sempat diragukan oleh konsumen. Namun seiring berjalan waktu mampu mendapatkan kepercayaan. Hal itu diungkapkan langsung Direktur Utama PT Bursa efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020 secara virtual, pada Rabu (21/10). Dalam Seminar CMSE kali ini mengangkat tema Unicorn Startup of Indonesia: How and What Next. Inarno Djajadi mengatakan saat ini industri e-commerce di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal tersebut terlihat dari tren peningkatan transaksi setiap tahunnya. Menurut data sensus Badan Pusat Statistik, e-commerce pada 2019 mengalami pertumbuhan usaha sebesar 25,11 persen. Sementara pada 2010 hanya tumbuh 1,53 persen. "Indonesia termasuk pertumbuhan e-commerce terbesar. Pertumbuhan di Indonesia masih akan terus meningkat dengan bertambahnya pelaku usaha, UMKM dan startup. Dan perubahan life style masyarakat Indonesia khususnya pada generasi milenial serta situasi pandemi yang mengubah perilaku secara fisik menjadi belanja online," jelas Inarno Djajadi. Menurut dia, bisnis ini sangat menjanjikan. Karena sangat cepat melakukan inovasi produk atau jasa mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Dalam perkembangannya, para perusahaan startup berlomba-lomba untuk melakukan inovasi. Hal itu dilakukan untuk menarik minat masyarakat. Namun dalam melakukan inovasi dibutuhkan dana yang begitu besar untuk pengembangannya. "Pasar modal bisa menjadi alternatif pendanaan yang menarik bagi perusahaan startup tersebut ," ujarnya. Karena lewat pasar modal, perusahaan bisa mendapatkan dana dengan cepat namun tetap aman. Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan, dalam memilih potensi bisnis teknologi industri ada beberapa hal yang diperhatikan. Dari sisi bisnis, terdapat empat bagian. Pertama, market. Dimana pelaku usaha harus mampu melihat seberapa besar pasar. Kedua yang perlu diperhatikan adalah tim. Aspel ini membutuhkan tim yang solid dan komitmen dalam menjalankan usahanya. Kemudian ketiga investasi dan keempat adalah produk. Perusahaan yang ingin melantai di bursa saham setidaknya harus memiliki tata kelola yang baik. Calon emiten juga harus mengetahui cara membuat laporan dengan benar dan teratur. “Di manapun listing, laporan teratur itu banyak sekali, bukan hanya quarterly tapi juga laporan ketika ada aksi korporasi,” tutur Pandu. Pandu melanjutkan, dengan menjadi perusahaan publik, tata kelola perusahaan akan menjadi lebih sehat. Selain itu, perusahaan akan menjadi lebih disiplin. "Banyak perusahaan di Indonesia cukup siap untuk melakukan IPO. Beberapa di antaranya memiliki tim yang solid dan matang," ujarnya. Pemerataan Ekonomi Secara Digital CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, kehadiran Tokopedia adalah untuk pemerataan ekonomi secara digital. Pasalnya, pihaknya melihat Indonesia memiiki 17 ribu pulau. Pada tahun berdirinya Tokopedia terjadi ketimpangan yang sangat besar. "Hampir tidak mungkin membangun infrastruktur ke pelosok negeri. Contohnya ketika kami kuliah menyadari bahwa harga barang di kampung halaman justru lebih tinggi dibandingkan di Jakarta," kata Willian Tanujaya. Di sisi lain sebagai pebisnis, kesempatan tersebut juga tidak merata. Yaitu dalam kesempatan mempunyai bisnis dengan skala besar di kota besar. "Tentunya di kota besar lebih besar kesempatannya karena akses pasar yang besar. Kami menyadari ketimpangan itu," ujarnya. Menurut dia, dengan teknologi internet bisa menjembatani dan menyelesaikan masalah tersebut. Maka pihaknya mendirikan Tokopedia dengan misi pemerataan ekonomi secara digital. "Kami sangat beruntung 11 tahun berdirinya Tokopedia bukan hanya merubah nasib sebagai anak perantau. Tetapi juga mengubah hidup jutaan masyarakat Indonesia lainnya," ucapnya. Ia mencontohkan saat ini di Tokopedia misalnya, ada 9 juta masyarakat Indonesia yang memulai bisnis. Dari jumlah tersebut 80 persen di antaranya tidak memiliki bisnis utama tapi dapat dilakukan di Tokopedia. Dari catatannya, 98 persen sudah menjangkau sejumlah kecamatan di Indonesia. Dan 2 persen belum terjangkau karena tidak adanya internet, listrik dan akses yang kurang baik sehingga paket tidak terkirim. "Selain itu masyarakat Indonesia melalui platform marketplace dapat menikmati barang yang sama di manapun berada. Pengusaha desa juga bisa memulai usahanya melalui marketplace-nya . Kemudian menjadi peluang usaha nasional karena akses pasar yang tidak terbatas," sebut William Tanujaya. Ia mengatakan, platform marketplace selama masa satu dekade terakhir berusaha membangun infrastruktur. Hal ini seakan-akan dipersiapkan menghadapi masa sulit seperti saat ini. “Di masa pandemi tidak boleh berkerumun sehingga aktivitas bisnis terdampak. Tapi dengan cepat, transformasi adopsi digital, bisnis bisa relatif berjalan baik," tandasnya. Disinggung bagaimana perusahaan startup bertahan dalam waktu yang panjang. William menyebut bahwa misi Tokopedia membangun pemerataan ekonomi secara digital. "Saya terinspirasi seperti membangun universitas. Di mana melihat dampaknya yang besar. Jadi tidak bergantung pada pendirinya," tukasnya. Terkait dengan rencana melantai di bursa saham, William Tanuwijaya menyebut membangun tim kerja yang baik merupakan kunci mendapatkan kepercayaan masyarakat. Seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, pada ujungnya perusahaan akan mendapatkan kepercayaan investor. “Nantipun kalau melantai ke bursa saham, valuasi itu merepresentasi kepercayaan publik,” imbuhnya. William menambahkan, membangun bisnis itu pada dasarnya adalah membangun kepercayaan. Setiap individu yang menjalankan sebuah bisnis harus bisa berkomitmen menjaga kepercayaan tersebut.  (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: