Startup Asal Kaltim Butuh Dukungan Masyarakat

Startup Asal Kaltim Butuh Dukungan Masyarakat

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Layanan ride hailing mendapat tempat di masyarakat. Berbagai aplikasi, baik milik dalam negeri maupun negara lain muncul dan mencoba berbagi market share.

Peluang ini juga coba ditangkap startup lokal. Sudah ada beberapa aplikasi lokal Kaltim mencoba peruntungan. Bersaing dengan Gojek, Grab, Maxim, yang sudah lebih dulu hadir. Ketua Dewan Presedium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Kalimantan Timur (Kaltim) Fadel Balcher mengatakan, startup nasional memang sangat tertarik mengembangkan sayap bisnis di Kaltim. Pemain lokal pun tertarik mengambil peluang. Namun sayangnya, gairah bersaing hanya muncul sesaat. Terbukti dengan banyaknya startup lokal yang mau tidak mau harus gulung tikar akibat pandemi COVID-19. Dikatakan Fadel, untuk membuat sebuah startup modal awal yang dibutuhkan sebesar Rp 1 miliar. Pengeluaran tersebut rutin dilakukan tiap bulan. Diterangkan Fadel, membakar uang sebanyak itu, tentu harus diiringi dengan inovasi yang harus terus dilakukan. Baik ketika awal ingin membangun startup, maupun ketika sudah terbentuk. "Harus punya keunggulan (tersendiri) untuk menarik pelanggan lokal kita sendiri," terangnya, Senin (19/10) lalu. Fadel membenarkan ketertarikan masyarakat Kaltim untuk menggunakan startup lokal masih kurang. Warga Kaltim, masih menaruh minatnya kepada startup nasional. Yakni Gojek dan Grab. "Walaupun penawaran harga yang diberikan oleh startup lokal jauh lebih murah," tambahnya. Lain hal, Fadel menyebut pengelolaan startup lokal masih kurang terorganisasi dengan baik. Di mana beberapa ketentuan masih kerap dilanggar. Beberapa di antaranya bahkan hingga kini, kata dia, belum ada yang berkomunikasi dengan Garda Kaltim. Padahal hal itu menurut Fadel penting. Tak lain agar kesiapan startup lokal bisa lebih baik. Sebelum mereka benar-benar beroperasi. Regulasi dan kebijakan harus senada. "Tapi cuma ada 1 startup saja yang ketemu dengan kita, Bosmen," katanya. Startup lokal menurut Fadel memang harus mengeluarkan modal besar untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Cara meyakinkannya pun bisa dengan cara memberikan promo. Ia membandingkan Gojek, Grab, Maxim, dan Nujek yang rutin mengadakan promosi. Tidak terputus-putus. Dengan tujuan kepuasan pelanggan adalah nomor satu bagi mereka. "Harus kuat modal memang," tegasnya lagi. Berdasarkan yang Fadel ketahui, startup lokal yang aktif beroperasi di Kaltim ialah Bosmen, Move, Linkaran, Anterin. Disusul startup nasional yakni Gojek, Grab, Maxim, serta Nujek. Terpisah, Muhammad Safawi Manager Nujek Area Kaltim menyampaikan, Nujek hadir di Kaltim sejak 11 Mei tahun ini. Di mana yang mendapatkan amanah untuk mengelola ialah PT Nusantara Berkah Utama. Untuk pengelolaan di daerah, Nujek mengikuti ketentuan berdasarkan yang berlaku di kota yang Nujek tempati. Mitra driver Nujek di Kaltim, kata Awi, sapaannya, sebanyak 4.000 driver. Yang tersebar di tiga daerah yakni Samarinda, Balikpapan, dan Bontang. Awi mengaku, dampak pandemi juga dirasakan. Baik dari manajemen, maupun driver. Nujek sebagai pendatang baru juga mengalami penurunan order di lapangan. "Kami sih tetap optimistis walaupun memang kondisi di lapangan cukup sulit. Tidak hanya kami, startup lain juga mengalami hal yang sama," bebernya. Bertahan di era pandemi seperti sekarang memang menjadi tantangan. Namun jika melihat perkembangan yang mengarah digitalisasi, perkembangan bisnis di aplikasi dirasa baginya sangat menjanjikan. Dikatakan Awi lagi, sinergitas antara Nujek dan UMKM Kaltim akan terus dilakukan. Pembuktiannya dengan adanya fitur Nu-Serv. Dimana dalam fitur tersebut terdapat 24 jasa yang ditawarkan untuk kemudahan konsumen. "Selain itu, ada juga untuk riding motor, mobil, jasa antar paket, cargo, perhotelan, travel, dan jasa belanja," tandasnya. Artha, koordinator Maxim Bike Samarinda juga menuturkan hal yang sama. Ia mengaku untuk situasi di lapangan mengenai kendala juga dirasakan, yakni penurunan order. Lalu untuk mengakali hal tersebut, koordinasi driver Maxim dengan driver ojek online lainnya rutin dilakukan. Manajemen Maxim dari kota satu ke kota lainnya juga selalu berkoordinasi. Di Samarinda sendiri, driver Maxim sudah mencapai 1.500-an. Namun, untuk yang mendaftar sudah 10.000 lebih. Para driver yang ada di Samarinda, kata Artha lagi, berada di usia 20-35 tahun. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: