Periode Kelam Perekonomian Indonesia dan Global

Periode Kelam Perekonomian Indonesia dan Global

Menurutnya, konsumsi rumah tangga perlu ditingkatkan lagi. Dengan mendorong kepercayaan dari masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif.

Sementara itu, ekonom CORE Muhammad Faisal juga menilai bahwa di tahun 2020 ini masih akan sulit bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan yang positif.

Faisal pun memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh minus 1,5 persen sampai dengan minus 3 persen pada tahun ini.

PERIODE KELAM

SMI mengatakan, dampak pandemi COVID-19 telah mempengaruhi seluruh aktivitas ekonomi di dunia. Kehadiran virus ini bahkan tidak pandang bulu, memberikan tekanan terhadap ekonomi baik di negara maju, negara barat, negara timur, negara berkembang, negara yang dalam low income atau high income. Semuanya terkena.

“Ini yang menggambarkan betapa sangat dalam dan brutalnya covid mempengaruhi seluruh perekonomian di dunia,” kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10).

Dia mengatakan, dampak COVID-19 di Indonesia sebetulnya cukup mengejutkan. Ekonomi pada kuartal II-2020 saat itu mengalami kontraksi hingga minus 5,3 persen.

Kendati begitu, jika dilihat dalam perspektif antara negara-negara baik tergabung di dalam G20, atau negara-negara yang emerging, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif dalam situasi yang cukup baik. “Meskipun ini tentu tidak membuat kita terlena. Kita tetap berusaha untuk mengembalikan perekonomian kita kepada zona positif,” kata dia.

Ia menyebut, tak hanya Indonesia, di negara sekitar juga mengalami kontraksi yang lebih dalam. Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina mengalami kontraksi bahkan sudah di atas 10 persen.

“Dan untuk kuartal III-nya mereka juga masih menghadapi kontraksi yang sangat dalam di atas 4 persen. Misalnya saja, Malaysia dari 17,1 persen kontraksi kuartal kedua, kuartal III-nya proyeksinya 4,5 persen,” katanya.

Kemudian untuk Filipina. Kontraksinya 16,5 persen di kuartal II. Kemungkinan akan terkontraksi di kuartal III 6,3 persen. Thailand mengalami kontraksi 12,2 persendi kuartal II. Kuartal berikutnya masih menghadapi kontraksi 9,3 persen.

“Kalau Singapura memang sangat terpukul. Karena memang negara ini sangat bergantung pada trade. Pada tourism. Pada mobility dari seluruh dunia. Dan oleh karena itu, (Singapura) mengalami kontraksi di 13,2 persen, dan untuk kuartal III masih di 6,0 persen,” katanya.

Sementara Pemerintah Indonesia mengharapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III kontraksinya di antara minus 1 persen hingga minus 2,9 persen. Dengan demikian, secara keseluruhan ekonomi 2020 berada di minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.

“Ada negara yang bisa pulih dan kecepatan pemulihannya sangat tergantung dari berbagai hal. Termasuk kemampuan mereka untuk menangani COVID. Namun juga instrumen kebijakan yang mereka miliki, baik itu fiskal, moneter maupun kebijakan di sektor keuangan,” tandas dia.

BERBAGAI LANGKAH

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku sudah melakukan berbagai upaya. Untuk mengatasi dampak dari COVID-19. Salah satu yang ditekankan BI adalah memangkas suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate sebanyak empat kali sepanjang 2020.

“BI sudah menurunkan bunga empat kali tahun ini 100 bps menjadi 4 persen. Kalau sejak Juli 2019 sudah menurunkan 2 persen,” kata Perry di acara Capital Market Summit and Expo 2020 di Jakarta, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: