Serunya Balap Kapal Ala Babulu

Serunya Balap Kapal Ala Babulu

PPU, nomorsatukaltim.com - Pagi itu sekira pukul 7.00 Wita, Rabu (7/10) para nelayan di Desa Babulu Laut, Penajam Paser Utara (PPU) bersiap. Mereka turun ke kapal-kapal yang bersandar pada dermaga-dermaga di belakang rumah.

Mesin-mesin dompeng itu dipanaskan. Beberapa kali gasnya juga digeber. Gemuruh suaranya terdengar bersautan.

Sejam kemudian, mereka menuju ke muara laut. Melalui Sungai Babulu. Jaraknya sekira 2 kilometer. Tapi bukan untuk mattasi. Istilah dalam bahasa Bugis yang artinya melaut atau mencari ikan.

Hari itu mereka akan balapan. Adu cepat dengan kapal-kapal pencari ikan sejenis lainnya. Ya, selama dua hari digelar lomba balap kapal. Dihajat swadaya oleh masyarakat di sana.

"Lomba ini kearifan lokal di sini," kata Panitia penyelenggara, Dedi Sulaiman.

Kompetisi ini rutin digelar setiap tahunnya. Setidaknya sudah sejak 2018 lalu. Namun untuk balap kapal bermesin diesel ini baru pertama kali.

Sebelum-sebelumnya kapal yang diadukan bermesin ketinting. Lebih kecil. Selain itu, biasanya juga digelar di pertengah tahun. Tiap bulan Agustus.

Bertepatan dengan peringatan hari besar nasional (PHBN) hari ulang tahun Republik Indonesia.

"Tapi kali ini tidak bisa terlaksana karena pandemi COVID-19," ujarnya.

Malahan tahun ini nyaris tak diadakan. Padahal sudah dinanti-nanti. Jadi warga mendesak panitia untuk tetap menggelar. Bahkan masyarakat secara sukarela menggalang anggarannya.

"Ya akhirnya bisa juga diadakan di bulan Oktober," ucap Dedi.

Kehidupan laut memang dekat dengan warga di sini. Yang mayoritasnya hidup dari isinya. Berprofesi sebagai nelayan dan petambak. Hampir turun temurun. Makanya rata-rata tiap kepala keluarga di sini memiliki kapal pribadi.

Begitu pula dalam hal beradu kecepatan kapal. Sudah menjadi romantika para nelayan. Sepulang melaut pada sore hari, tak jarang mereka sengaja memacu kapalnya searah pulang. Dan tertawa saat salah satunya berhasil mengalahkan kapal lainnya.

Sudah menjadi kearifan lokal di sini. Menjadi bagian dari budaya yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat di Babulu Laut.

"Makanya balapan kapal ini kearifan lokal masyarakat sini," ungkap Dedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: