Potensi Industri Pengolahan di Kaltim Masih Terbuka Lebar

Potensi Industri Pengolahan di Kaltim Masih Terbuka Lebar

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur fokus mengembangkan industri hilir. Pengembangan tersebut masuk dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kalimantan Timur 2021.

Hal itu sejalan dengan tematik rencana kerja pemerintah (RKP) 2021. Yang bertujuan untuk meningkatkan industri dan pariwisata. Program tersebut sudah dimulai sejak 2019.

Pada 2019, pembenahan regulasi daerah dan organisasi perangkat daerah memperkuat daya saing daerah dalam rangka optimalisasi produk dan hilirisasi industri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono menjelaskan, tematik RKP 2021 nasional adalah meningkatkan industri dan pariwisata di berbagai wilayah. Yang didukung dengan investasi.

“Percepatan transformasi ekonomi menjadi isu strategis utama mengingat Kaltim sebagai ibu kota negara Baru akan dirancang untuk tidak bergerak di sektor esktraktif,” tuturnya dalam kegiatan webinar yang digelar Bisnis Indonesia Perwakilan Balikpapan dengan Pupuk Kaltim, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (13/10) lalu.

Baca Juga: Kuota Pupuk Subsidi Melimpah, Pupuk Kaltim Awasi Distribusi

Kaltim memiliki beberapa kawasan yang diharapkan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Kata Tutuk, ada kawasan untuk hilirasasi sumber daya alam dan kawasan untuk pariwisata berkualitas. “Mulai dari batu bara, CPO, petrokimia, serta KEP Derawan, dan Tenggarong International Folk Festival,” sebutnya.

Kapasitas sumberdaya dan cadangan batu bara di Kalimantan relative besar dibandingkan wilayah lain. Khususnya jenis kalori rendah.

Sumber daya batu bara Kalimantan sebesar 79 miliar ton dengan total cadangan sebesar 25,98 miliar ton. Berdasarkan jenis kalorinya, batu bara Kalimantan didominasi oleh kalori medium (5100 -6100 kcal) dengan persentase sebesar 73% dari total sumber dayanya dan 56% dari total cadangannya.

“Sampai saat ini masih tingginya permintaan Tiongkok terhadap batu bara kalori tersebut yang digunakan untuk proses blending menjadi penopang kinerja perekonomian Kalimantan,” ujarnya.

Dari catatan yang dihimpun Bank Indonesia Kaltim. Bahwa upaya gasifikasi batu bara mulai dilakukan dalam bentuk methanol. Seperti diketahui, PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Product menjalin aliansi strategis dan membentuk konsorsium dalam hilirisasi batu bara.

Konsorsium tersebut akan membangun industri methanol senilai USD 2 miliar lebih di Batuta Industrial Chemical Park di Bengalon, Kutai Timur, Kaltim. “Kebutuhan methanol Indonesia saat ini diperkirakan sebesar 1,2 juta ton per tahun dan hanya dipenuhi dari 1 produsen eksisting dengan kapasitas produksi 660 ribu ton per tahun,” ungkap Tutuk SH Cahyono dalam presentasinya.

Selain hilirisasi batu bara di Kaltim yang masih memiliki potensi. Kawasan industri petrokimia di Bontang bisa menjadi success story. Karena sudah berdaya saing dan dapat terus dikembangkan. Menampung industri petrokimia terkait yang dibutuhkan domestik dalam rangka substitusi impor. “Kaltim memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan methanol dan pupuk,” sebutnya.

Tutuk menyebut upaya hilirisasi natural gas akan dilakukan di Bontang dengan hasil akhir amonium nitrat. Saat ini pembangunan sudah memasuki pile load test dan diperkirakan akan commissioning pada 2022. “Kaltim perlu mengambil momentum pengembangan industri pengolahan mengingat potensinya yang sangat terbuka,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: