Normalisasi Sungai Labangka Banyak Kendala

Normalisasi Sungai Labangka Banyak Kendala

PPU, nomorsatukaltim.com – Proyek normalisasi Sungai Labangka di Kecamatan Babulu, PPU. Nyatanya tak semudah yang dibayangkan. Hambatannya bukan dari hal teknis di lapangan. Namun datang dari masyarakat sekitar sungai.

Beberapa masyarakat setempat tidak memberikan akses jalan. Alias tidak mengizinkan tanahnya dilintasi alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) PPU. Kalau mau lewat, harus bersedia mengganti rugi tanaman yang terkena.

Sementara kondisinya di lapangan, areal Sungai Labangka rimbun. Diisi tanaman milik warga. Ada kebun di sana. Jadi tak ada ruang kosong untuk alat berat lewat.

Yang jadi masalah adalah PUPR selaku dinas teknis. Tidak memiliki pos anggaran untuk ganti rugi seperti itu.

"Makanya agak tertunda. Kami menunggu surat pernyataan dan persetujuan warga," ujar Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR PPU, Fatmawati, Jumat (9/10/2020)

Tapi akhirnya surat itu keluar juga. Surat yang diurus oleh pihak Kecamatan Babulu. Sehingga alat berat eksavator amfibi bisa diturunkan. Sejak 5 Oktober 2020 lalu sudah dikerjakan. Dari rencana 15.050 meter, sekira 3.000 meter akan dinormalkan kali ini.

"Karena kami sering diperintah langsung oleh Pak Bupati. Untuk segera menangani keluhan masyarakat terkait banjir," beber Fatma.

Dalam pengerjaannya, normalisasi memaksimalkan unit pelaksana teknis (UPT) PU Babulu.

Kepala UPT PU Babulu, Mabrur mengungkapkan saat ini progresnya sudah 10 persen. Sekira 300 meter. Ditargetkan selesai pekerjaan sekira 30 hari kerja.

"Pekerjaan hanya di hari kerja senin sampai dengan Jumat. Target pertengahan November rampung," katanya.

Untuk mempercepat pengerjaan, pihaknya juga akan menurunkan alat berat long arm. Untuk di areal hilir sungai. Melanjutkan pekerjaan tahun 2019 lalu.

"Tahun lalu tidak dilanjutkan karena masyarakat tidak menghibahkan tanam tumbuhnya," ungkapnya.

Pada tahun 2019 ada 2 alat excavator standar dan excavator long arm diturunkan. Eksavator standar saat itu berhasil menormalkan 3.000 meter. Sedangkan eksavator long arm menormalkan 1.500 meter.

"Kalau pekerjaan saat di mulai dari muara sungai," imbuhnya.

Secara detail dijelaskan. Pekerjaan yang dilakukan saat ini untuk menormalkan aliran air adalah pembersihan pinggir sungai. Selain pendalaman sungai dan pelebaran sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: