Disebut Bisa Sembuhkan COVID-19, Seledri di Pasar Kaltim Sekarang….

Disebut Bisa Sembuhkan COVID-19, Seledri di Pasar Kaltim Sekarang….

Berbeda dengan Bontang dan Tenggarong (Kukar). Yang harga seledrinya masih cenderung murah. Di Mahulu, harga seledri justru tinggi. Dua kali lipat dari harga di Tenggarong. Yakni hingga Rp 70 ribu per kilogramnya. Apakah itu dampak ramai-ramai seledri di media sosial?

Ternyata tidak. Pedagang di sana malah tidak tahu kalau seledri sedang naik daun.

“Belum dengar kalau daun seledri bisa jadi obat COVID-19. Selama ini hanya jadi obat penurun tekanan darah tinggi (tensi),” terang Wito (45), salah satu pedagang sayur dan sembako Pasar Long Bagun.

Wito didampingi istrinya, Siti Fatekhah (40) berdagang di los pasar Long Bagun, sudah selama 20 tahun. Selama berdagang dia mendatangkan seledri dari Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat ke Mahulu.

“Jumlahnya tidak pernah banyak. Setiap minggu saya pesan dari Tering, Kubar hanya 2-3 kilogram (kg),” tuturnya

“Saya beli seledri di Kubar Rp 50 ribu per kilo. Di Long Bagun dijual Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram. Hanya untuk mencampur masakan dan makanan. Orang membeli pertangkai atau per ikat Rp 5 ribu,” tukas Wito.

Pedagang sayur dan sembako lainnya di Pasar Long Bagun yakni, Mulyani (45). Juga mengaku tak tahu kalau daun seledri sedang naik daun. Eh, daun kok naik daun.

“Saya hanya tahu seledri sebagai obat menurunkan tensi tinggi, Pak. Selama sepekan terakhir belum ada yang beli seledri berlebihan. Mereka (pembeli) membeli untuk campuran masakan saja,” ungkapnya.

Soal seledri ini. Kata Mulyani. Kerap susah ia mendapatkan pasokannya. Bukan karena ramai diburu. Tapi karena akses Kubar ke Mahulu tak semudah Jakarta-Bandung. Aksesbilitas membuat pengiriman seledri dan kawan-kawan sayurnya menjadi sulit.

Di Mahulu, boro-boro terjadi ledakan pembelian seledri. Yang ada malah terjadi penurunan penjualan. Selama pandemi ini. Pendapatan Mulyani turun hingga 30 persen.

Masih penasaran, Disway pun mendatangi petani seledri di Kelurahan Simpang Raya, Kecamatan Barong Tongkok, KubaR. Rusmini (37) namanya. Ratusan pot tanaman seledrinya berjejer rapi di pekarangan samping rumahnya.

“Kadang dijual per pot dan ada juga yang per kilo gram. Per pot harganya Rp 20 ribu. Kalau beli banyak saya kasih 7 pot Rp 100 ribu,” bebernya.

covid-19
Di Kubar, harga seledri sempat mahal. Tapi tak bertahan lama. (Imran/ Nomor Satu Kaltim)

“Nah kalau saya jual per kilo harganya Rp 100 ribu bahkan saat mulai viral baru-baru ini mencapai Rp 200 ribu per kilo di Pasar Jaras,” tukas Rusmini.

Dari beberapa daerah. Ternyata fenomena seledri ini sampai Kubar. Viralnya seledri sempat bikin melambung. Seperti yang dibilang Rusmini tadi. Ia menjualnya seharga Rp 200 ribu per kilogram. Artinya di pasar tradisional. Harganya lebih dari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: