Berkah Wisata Alam di Masa Pandemi
“Jangan sekali-sekali kita berpikir bahwa karena rajin olahraga atau berdiam diri di rumah, maka kita bisa kebal.”
Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9). Ia menanggapi survei BPS yang menyatakan 17 persen responden merasa kebal penularan COVID-19. Wiku mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Dalam kesempatan lain, Satgas menyatakan pentingnya meningkatkan imunitas untuk menangkal virus itu. Caranya dengan gaya hidup sehat dan menambah asupan vitamin. Sejak pasien pertama ditemukan di Indonesia, salah satu terapi yang diberikan ialah dengan berjemur di bawah matahari langsung selama kurang lebih 15 menit. Cahaya matahari merupakan sumber vitamin D bagi tubuh. Peneliti di Universitas Hohenheim, Jerman misalnya, telah menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D, penyakit tertentu sebelumnya, dan kasus COVID-19 yang parah. Beberapa penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kardiovaskular, dengan kadar plasma vitamin D yang rendah, meningkatkan risiko terpapar COVID-19 yang parah. Penelitian itu didukung pernyataan Kepala Endokrinologi di Rumah Sakit Universitas Würzburg, Martin Fassnacht. Namun, dalam laporan yang ditulis Deutsche Welle, Fassnacht menegaskan penelitian pada manusia belum dapat menunjukkan bahwa vitamin D memiliki kekuatan penyembuhan penyakit. Tapi keyakinan bahwa vitamin D bermanfaat dalam peningkatan imunitas sudah dipraktikkan sejak lama. Ada satu cara berjemur yang menyenangkan. Yakni dengan mengunjungi taman-taman kota, pantai, atau wisata alam. Dan bagi Anda yang sedang berikhtiar meningkatkan imun, tak salah jika mencoba mengunjungi salah satu wisata alam yang lagi hype di Kota Samarinda. Rumah Ulin Arya namanya. Sudah cukup sering diulas, namun kami akan menyajikan beberapa aktivitas yang bisa Anda dan keluarga lakukan. Dengan koleksi flora dan fauna yang beraneka, kita bisa berwisata, berolah raga, sekaligus menambah pengetahuan. Berikut faktanya:LOKASI
Rumah wisata Ulin Arya berada di Teluk Batu, Desa Bayur. Dari Samarinda, jaraknya sekitar 7,5 kilometer dari arah Jalan Padat Karya. Biar gampang, buka saja Google Maps. Memasuki kawasan seluas 5 hektare ini, kita disambut pohon buahan, serta tanaman hias berbagai jenis. Udara sejuk langsung menyergap. Hal yang sulit kita dapatkan di tengah kota. Ada banyak area yang bisa kita kunjungi. Pertama, mini farm. Di wahana ini, kita bisa berkenalan dengan berbagai fauna lucu. Mulai dari berbagai jenis burung. Seperti macaw, kakak tua, nuri, burung hantu, merak, dan merpati. Serta binatang-binatang unik dan menarik lainnya. Seperti kelinci, kura-kura, iguana, biawak, ular, dan musang. Setelah puas, langkahkan kaki ke belakang. Di sana ada Botanical Garden. Ini merupakan bangunan rumah kaca seluas 20x20 meter yang di dalamnya, penuh tumbuhan tropis dan subtropis dari berbagai negara. Tak kurang 200 species menjadi koleksi. Mulai dari anggrek, palm, bromelia, pakis haji, pakis purba, monstera dan berbagai tanaman menarik lainnya. Yang paling unik, adalah pohon Baobab yang didatangkan langsung dari Afrika. Pohon raksasa ini bisa hidup selama 3 ribu tahun. Dan bisa tumbuh sebesar rumah. Pohon ini juga disebut sebagai pohon kehidupan. Karena dimana ada pohon ini maka dipastikan ada sumber air. Selain dua spot itu, masih banyak wahana lain di Rumah Ulin Arya. Seperti perpustakaan, playground, labirin, the Hobbit's house, kolam renang, gazebo, cottages, dan masih banyak lagi.BERKAH PREWEDDING
Direktur Rumah Ulin Arya, Sheila Achmad mengisahkan, kawasan ini awalnya kurang terurus. Hanya berupa. Sejak 2008, ia mulai menambah satu bangunan rumah ulin sebagai villa keluarga dan beberapa gazebo. Kemudian, pada 2014 baru lah rumah Ulin resmi dibuka sebagai destinasi wisata. "Dulu awalnya cuma ada 3 gazebo di belakang. Banyak dipakai orang untuk foto pra wedding," kata Sheila. Nama Rumah Ulin Arya sendiri, diambil karena adanya bangunan rumah ulin di kawasan ini. Dan nama Arya adalah gabungan nama kedua orang tua Sheila. Achmad Husry dan Surya Sili. Fasilitas pertama yang dibangun di kawasan Ulin Arya adalah area permainan outbond. Untuk keperluan gathering perusahaan. "Makin ke sini karena tempat wisata di Samarinda kurang. Orang butuh refreshing keluarga. Makanya ditambah kolam, mini farm, dan botanical," jelas Sheila. Sheila menjelaskan, per hari pengunjung Rumah Ulin Arya bisa mencapai 50 orang. Dan saat weekend bisa meningkat antara 300 hingga 400 pengunjung. Namun selama pandemi Corona. Jumlah kunjungan menurun drastis. Hanya sekitar 20 pengunjung per hari. Apalagi, selama pandemi, tempat wisata ini juga sempat tutup selama selama 2 bulan. Sejak Maret hingga Mei. Memasuki masa relaksasi, meski jumlah pengunjung belum pulih seperti sebelum pandemi Corona. Sheila mengaku masih ada peningkatan jumlah pengunjung. Terutama saat weekend. Alumnus Magister Hukum, Ohio State University ini berencana mengembangkan Rumah Ulin Arya sebagai destinasi wisata utama di Kota Tepian. Ia menarget, setiap tahun, selalu ada fasilitas baru yang dibangun. "Karena harga kita kan bukan harga murah. Dan jauh dari kota. Jadi harus ada fasilitas terbaru. Biar orang mau datang lagi," sebut dara kelahiran Samarinda, 9 Maret 1990 ini. Harga biaya masuk Rumah Ulin Arya dibanderol Rp 70 ribu untuk dewasa. Dan Rp 30 ribu untuk anak-anak. Serta potongan 50 persen untuk lansia. Seharga Rp 35 ribu. Belum termasuk kawasan kolam renang. Sementara untuk masuk kawasan kolam renang, biaya ditambah seharga Rp 30 ribu. Sheila mengatakan, biaya itu disesuaikan dengan biaya operasional dan maintenance di kawasan Ulin Arya. Serta pelayanan yang diberikan. Selama pandemi ini, kebersihan Kawasan terus ditingkatkan dan menjadi prioritas utama. Terutama untuk kebersihan toilet dan kamar mandi. Lalu keamanan dan kenyamanan. Pihak pengelola Ulin Arya sangat penduli dengan kemanan dan kenyamanan pengunjung. Beberapa life guard disediakan di beberapa spot seperti kolam renang dan area Playground. Begitu pula dengan kenayamanan. Ketika hujan, para pengunjung akan menerima payung dari para petugas.PENANGKARAN
Sheila berencana memperluas kawasan botanical garden dan mini farm dengan memperbanyak koleksi flora dan fauna asli daerah. Selain untuk melestarikan habitat mereka, juga menjadi sarana edukasi bagi warga Kaltim. Agar mengetahui wujud tumbuhan dan hewan khas bumi Etam. "Ingin jadi one stop destination di Samarinda. Jadi satu tempat ada semua. Lengkap. Mau lihat burung enggang ada," harapnya. Oleh karena itu, ke depan ia akan mengusahakan untuk mendapat perizinan penangkaran tumbuhan dan satwa dari Kementerian Kehutanan agar bisa memelihara hewan-hewan langka di Indonesia. "Kalau sudah punya itu, bebas. Mau pelihara satwa yang dilindungi bisa. Kalau selama ini kan, kita ambil hewan dari luar negeri yang gak langka. Mudahan aja bisa," pungkasnya. Pada akhirnya, selain memperoleh informasi soal flora dan fauna yang dikoleksi, kalori di tubuh Anda ikut terbakar, dan cahaya matahari memberikan vitamin D yang dibutuhkan tubuh. Selamat berwisata, tetap jaga protokol kesehatan. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: