RI Dipastikan Masuk Jurang Resesi

RI Dipastikan Masuk Jurang Resesi

“Namun demikian, resesi yang dialami oleh Indonesia diperkirakan tidak akan sedalam negara-negara sekawasan seperti India, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapore, maupun negara-negara maju di Kawasan Eropa dan AS,” jelasnya.

Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan full-year ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada pada kisaran minus 1 persen sampai minus 2 persen.

Ke depan, perkembangan ekonomi sektoral kuartal III dan IV dibayangi resiko dampak penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta sejak 14 September dan resiko akibat peningkatan kasus COVID-19.

Secara sektoral, sektor-sektor jasa seperti perdagangan, transportasi, hotel, restoran dan jasa-jasa perusahaan akan mengalami pemulihan yang relatif lambat dari perkiraan semula akibat peningkatan kasus positif COVID-19.

Demikian pula sektor industri pengolahan. Pemulihannya mengikuti pola umum peningkatan ekonomi nasional. Karena sangat tergantung perbaikan daya beli dan confidence masyarakat. Sehingga mulai membelanjakan uangnya.

Sementara itu, perekonomian akan mulai memasuki masa pemulihan di tahun 2021. Dengan asumsi kurva infeksi COVID-19 sudah menunjukkan perlambatan disertai adanya prospek penemuan dan produksi vaksin. Sehingga masalah pandemi ini bisa cepat teratasi. “Kami memperkirakan ekonomi dapat tumbuh 4,4 persen di tahun 2021,” jelasnya.

TUNGGU PENGUMUMAN BPS

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyebutkan, saat ini kondisinya sedang mengalami disrupsi ekonomi dengan tingkat yang signifikan.

“Dengan potensi resesi, intinya tinggal tunggu dari BPS mengenai kinerja ekonomi kuartal III,” kata Bambang dalam diskusi virtual, Kamis lalu.

Bambang mengungkapkan, harus dilakukan beragam upaya. Agar bisa tahan di masa pandemi dan menyiapkan fondasi kuat untuk ekonomi usai pandemi. Dia menyebut, saat ini masyarakat diminta untuk menerima new normal atau adaptasi dengan kondisi normal yang baru.

“Sekarang itu kegiatannya new normal. Jangan kembali ke masa lalu. Tampaknya harapan back to the past atau kembali normal akan memakan waktu yang lama. Apalagi kalau dilihat masih banyak penambahan kasus harian di atas 4 ribu orang,” kata dia.

Dia mengatakan, apalagi saat ini Jawa Barat adalah wilayah nomor dua dengan kasus tertinggi. Kemudian tingkat kematian akibat COVID-19 ini masih tinggi dan belum melandai.

“Kalau berharap kegiatan sebelum pandemi akan lama sampai vaksin yang cocok ditemukan atau obat yang sudah resmi bisa dihasilkan,” jelas dia.

Karena itu, Bambang mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan saat melakukan kegiatan. “Jangan back to the past. Tapi back to the future. Agar survive di masa pandemi dan harus siap dengan kondisi yang berbeda di masa depan,” ujarnya.

Bambang menyebut, memang pandemi ini sangat mengganggu perekonomian nasional. Karena aktivitas perdagangan terganggu hingga masyarakat yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: