Akibat COVID-19, Petani Sayur Keluhkan Turunnya Permintaan Pasar

Akibat COVID-19, Petani Sayur Keluhkan Turunnya Permintaan Pasar

COVID-19 benar-benar memupuk sektor pertanian.

Kukar, nomorsatukaltim.com – Bicara soal aspek usaha yang pontang-panting akibat pandemi. Tak melulu soal pabrik-pabrik besar saja. Bukan hanya penjaja makanan dan minuman semata. Petani juga merasakannya.

Petani sayur di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu misalnya. Keluhkan permintaan pasar akan sayur-mayur turun drastis. Hampir 40 persen turunnya dibanding sebelum ada pandemi COVID-19.

"Kalau penjualannya agak susah, pembeli sepi," ujar Supran pada Disway Kaltim, Rabu (23/9/2020).

Sebelum ada pandemi, Supran mampu menjual bayamnya hingga 100 ikat sekali ke pasar. Dengan harga per ikatnya Rp 5-6 ribu. Saat ini sekali antar ke pasar Mangkurawang dan Loa Janan, maksimal 80 ikat bayam saja. Dengan harga Rp 4 ribu/ikat, bahkan Rp 3,5 ribu/ikat.

Begitupun dengan sayur jenis sawi. Semula per ikat capai Rp 10 ribu, turun menjadi Rp 7 ribu/ikat. Cukup membuat pemasukan Supran megap-megap.

Sudah permintaan turun. Harga jual rendah. Produksinya juga tak selancar biasanya. Kadang 7 hari dalam seminggu Supran memanen sayurannya. Kadang hanya 4 hari dalam sepekan. Tak jelas.

Ditambah kondisi cuaca yang tak menentu. Cukup berpengaruh besar. Bayam contohnya. Tidak bisa terlalu lama disimpan setelah dipanen, cepat layu dan membuat bayam tidak laku dijual lagi.

Untungnya, harga bibit, obat dan pupuk masih aman. Harga tetap terjangkau dan tersedia di pasaran. Untuk bibit bayam, Supran datangkan langsung dari Jawa. Walaupun ada kendala dalam pengiriman. Paling 3-4 hari saja. Selebihnya lancar terkendali. Beda dengan bibit sawi, yang bibitnya dibuat sendiri. Sehingga tidak perlu takut kekurangan.

Status Kota Layak Anak, Kekerasan Anak di Bontang Meningkat

Pria yang sudah bertani sayur selama 43 tahun ini. Berharap kondisi pandemi COVID-19 cepat berlalu. Dan cepat normal kembali. Mengingat bertani merupakan sumber mata pencarian utama keluarganya. (mrf/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: