Jasa Antar Ikan di Samarinda Ramai Peminat, Sebulan Tembus Tiga Ton

Jasa Antar Ikan di Samarinda Ramai Peminat, Sebulan Tembus Tiga Ton

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Jasa pengantaran saat ini sedang diminati masyarakat. Lantaran, peraturan pembatasan aktivitas yang diberlakukan oleh pemerintah daerah.

Kebutuhan primer seperti makanan pun diantar menggunakan jasa tersebut. Seperti makanan laut, yang dimana dilihat oleh Muhammad Dahsyat Aulia memiliki peluang tertentu.

Yayat, panggilannya, bercerita. Awalnya ia dan ayahandanya (almarhum) Dahri Yasin, mulai memperhatikan kondisi ekonomi saat pasien COVID-19 pertama kali terkonfirmasi ada di Indonesia Februari lalu. Saat itu, mereka merasa semua sektor akan terpuruk ketika pandemi sudah masuk.

Namun ketika itu Yayat mengatakan, ada satu sektor yang tidak akan terlalu merasakan dampak dari pandemi. Yaitu, usaha kecil mikro menengah (UMKM).

Mendengar itu, sang ayah menanyakan alasan kenapa Yayat berkata demikian. Dan sektor UMKM mana yang tidak terdampak. Dengan jelas Yayat mengatakan sektor UMKM kebutuhan primer lah yang tidak akan memiliki imbas.

"Seperti makanan. Hal-hal gitu enggak mungkin kan enggak dikonsumsi? Cuma yah sudah saat itu sekadar ngobrol saja dengan almarhum. Pembicaraan ala-ala warung kopi," ucapnya saat diwawancara, Rabu (16/9) petang.

Setelah obrolan tersebut, beberapa hari kemudian orang pelelangan datang ke rumah Yayat. Yang merupakan suruhan dari ayahandanya. Meminta kepadanya untuk menjualkan ikan-ikan yang dibawa. Mengaku terkejut tapi Yayat tetap mengiyakan permintaan itu.

"Kaget kita kan karena tidak ada koordinasi ke anak-anaknya. Ikan yang dibawa 1 boks waktu itu. Terus ya sudah, saya minta ke Bapak untuk duduk manis saja, biar kita (anaknya) yang mikirin," ujarnya.

Dirinya pun memulai dengan mem-posting di akun media sosial pribadinya. Juga di grup keluarga yang ada dalam aplikasi pesan instan miliknya. Antaran pertama langsung dikomplain oleh customer. Dibilang tidak segar dan ikan yang diantar juga tidak dibersihkan.

"Dari situ kita sadari, ternyata customer maunya ikan (yang diantar) harus dibersihkan, terus di-fillet, terus ikannya datang (dalam kondisi) segar. Di situ juga saya lihat potensi pasarnya," terangnya.

Yayat pun konsultasi kepada kakaknya. Ia bahkan sempat mengira jasa tersebut tidak akan berlanjut. Tetapi permintaan customer terus saja berdatangan. Ia akhirnya mendiskusikan kepada ayahnya dan juga sang kakak.

Tak lama dari itu, pasien pertama yang terkonfirmasi COVID-19 di Samarinda pun diumumkan pemerintah. Kemudian penerapan kebijakan pemerintah diberlakukan untuk mengurangi penyebaran virus. Dari situ permintaan langsung tinggi.

"Disitu kita kena catch-nya. Permintaan tinggi sekali, dibantu pula dengan pengiklanan dari media-media di Samarinda yang bikin orderan makin tambah naik. Sampai akhirnya kita buatkan Instagram, Facebook, dan website official-nya, untuk mempermudah orang-orang mengorder," jelas Yayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: