Jasa Antar Ikan di Samarinda Ramai Peminat, Sebulan Tembus Tiga Ton

Jasa Antar Ikan di Samarinda Ramai Peminat, Sebulan Tembus Tiga Ton

Produk mereka adalah jasa pengantaran. Dimana bahan-bahan makanan dari laut yang sudah bersih diantarkan ke customer. Dengan garansi barang yang diantarkan dalam kondisi segar. Jika tidak, barang tersebut akan diganti dengan yang baru.

Harga produk laut yang ditawarkan memang lebih tinggi dibandingkan harga yang ada di pasaran. Tetapi dengan garansi yang mereka tawarkan, mereka yakin kepuasan pelanggan akan tetap diperoleh. "Boomingnya pada saat pandemi. Pas Mei kemarin, hingga sekarang," tambahnya.

Yang mereka tawarkan bukan hanya ikan saja, tetapi udang, juga cumi. Baik dari laut maupun sungai. Dalam sehari ia bisa menerima 30 order antaran. Paling rendah ketika pertengahan bulan hanya sekitar 15 orderan. "Paling susah ngupas udang. Ada yang pernah order 10 kilogram, ngupasnya susah. Jadi yang seperti itu kita minta harga charge," katanya.

Karyawan yang dimiliki untuk pengupasan ikan dan antaran alias kurir ada 10 orang. Jika orderan antaran banyak, dirinya akan mengambil jasa kurir lokal di Samarinda. Supplier ikan yang digandeng pun juga lokalan.

"Supplier gabungan. Tidak dari satu source, ada yang dari Anggana, dari ujung-ujung Samarinda. Intinya ikan segar yang mereka punya, kita bantu dengan jasa ini," sambungnya.

Dalam sebulan ikan yang diantar bisa sampai 3 ton. Paling banyak yang pernah dilayani adalah mengantar 100 kilogram ikan. Di mana awal-awal dulu hanya 10 kilogram saja.

Untuk distribusi sejauh ini hanya di wilayah Samarinda saja. Diakui Yayat, pasar di Kota Tepian sangatlah multi-culture. Penawaran untuk mengembangkan usaha jasanya di daerah lain pun ada. Namun Yayat menyampaikan, dirinya ingin menguasai pasar di wilayah Kota Tepian dahulu."Matengin dulu di sini, ketika kita siap hadapi pasar dan ketika sistem kita juga sudah ready, untuk pindah ke daerah lain itu gampang," lugasnya.

Wilayah yang sudah pernah mengajukan penawaran menjadi reseller ada di Mahulu. Juga di perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara). Tetapi kembali lagi, kecocokan sistem masih belum pas buat masyarakat di wilayah tersebut. "Di sana ramainya pakai Facebook, sedangkan di Samarinda ramainya di Instagram," tambahnya lagi.

Yayat juga membuka layanan toko alias offline. Hingga kini sudah ada 2 toko. Tepatnya di Jalan Untung Suropati dan di wilayah Agra Mulia. "Pandemi ini justru pedagang-pedagang UMKM untuk kebutuhan primer bisa terbantukan dengan jasa yang kita tawarkan," pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: