Segera Berlayar ke Maladewa, Kapal Buatan Perusahaan Galangan Kaltim

Segera Berlayar ke Maladewa, Kapal Buatan Perusahaan Galangan Kaltim

Syachrani menuturkan, kapal dengan kekuatan 2 x 600 horse power ini tidak bisa melaju seperti kapal lainnya. Karena desainnya yang memang untuk kapal wisata. "Idealnya sih kekuatannya segitu. Mungkin pemilik juga mempertimbangkan bahwa kapal ini adalah kapal wisata. Tidak perlu laju (cepat)," sambungnya.

Swath Robin ini akan segera dilepas ke Maladewa. Menurut Syachrani, ada kemungkinan jika Gubernur Kaltim Isran Noor yang akan melepasnya. Atau mungkin Presiden RI Joko Widodo.

Sementara itu, staff lapangan PT Allvina Prima, Slamet menyampaikan untuk pelepasan SWATH Robin nanti dengan memasangkan balon dari sela-sela bawah kapal. Diletakkan di kiri dan kanan. Kemudian di pompa rata tinggi. "Lalu kita tarik dengan menggunakan dua kapal. Dalam kondisi air tinggi," katanya.

Sistem pasang surut air pun sudah dihitung. Kedalaman air harus 40 meter. Dengan ketinggian air 2,5 meter dari bibir pantai.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim Muhammad Yadi Robyan Noor mengakui pengerjaan kapal Swath Robin memang sempat tertunda karena pandemi.

"Pembuatan kapal, maupun perbaikan kapal, masih dapat dilangsungkan mengingat penyelesaian kontrak, order, maupun pesanan yang telah dibuat," lugas Kadisperindagkop Kaltim yang kerap disapa Roby ini.

Roby berharap penyelesaian Swath Robin tidak memakan waktu yang lama lagi. Dirinya juga mengaku bangga kepada putra daerah yang bisa mengerjakan kapal pesanan Maladewa satu-satunya di Asia Tenggara tersebut.

"Kualitas kita sama dengan buatan pabrik asli yang ada di Batam, capaian ini bisa diperhitungkan bahwa Kaltim siap bersaing dengan Batam," tandasnya.

Roby melanjutkan, untuk industri perkapalan di Kaltim, kiranya perlu kerja sama semua pihak dengan beberapa instansi. Khususnya ketersediaan akses jalan masuk ke kawasan industri perkapalan di kabupaten/kota yang masih sangat minim.

"Sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan, ketersediaan bahan baku, dan lainnya. Peluang untuk membangun dan menyediakan kawasan/sentra industri perkapalan di Provinsi Kaltim masih terbuka luas," pungkas Roby. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: