Tambah Dua Perusahaan, Total Sudah 19 Investor Siap Benamkan Modal di KEK Maloy

Tambah Dua Perusahaan, Total Sudah 19 Investor Siap Benamkan Modal di KEK Maloy

Pemerintah Provinsi Kaltim terus berupaya mewujudkan transformasi ekonomi. Salah satunya Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK). Bagaimana perkembangannya?

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Hingga saat ini sudah tercatat 19 perusahaan yang berencana berinvestasi di KEK MBTK. Hal demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perusda Melati Bakti Satya (MBS) Agus Dwitarto. Diketahui, Perusda MBS adalah operator pelaksana dalam proyek kawasan ekonomi khusus di Kabupaten Kutim itu.

Juni lalu, Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Kutim Saipul Ahmad menyebutkan ada 10 calon investor yang diurai menjadi nomor usaha sebanyak 17 perusahaan.

Dua perusahaan yang belakangan menyatakan minatnya adalah King Shan Capital dan Petras Ecotech Nusantara. Dari lamannya, King Shan Capital adalah sebuah perusahaan yang terdaftar di Hong Kong. Berfokus pada pengembangan proyek konstruksi infrastruktur.

Sementara PT Petras Ecotech Nusantara (PEN) bergerak dalam bidang pengembangan properti, infrastruktur, sumber daya batu bara, bisnis pertanian, bisnis kayu dengan perkebunan dan perdagangan penerbangan, sumber bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia.

Kawasan yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada April 2019 lalu, berhasil menarik perhatian sebagian investor baru. Agus Dwitarto menuturkan, para investor tersebut berjanji pertengahan Oktober nanti akan mulai bergerak.

"Seperti mulai menjajaki kawasan tersebut, melakukan rapat untuk membahas ke depannya seperti apa. Ke depannya akan banyak investor lain yang akan berinvestasi," terangnya, yang dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (15/9) sore.

Diakui Agus, sebelum pandemi COVID-19, sudah banyak sekali investor yang menyatakan minat. Melihat kondisi sekarang, pertimbangan pun mulai dilakukan. "Mulai dari pertimbangan finansial. Persoalannya hampir di situ semuanya," katanya.

Untuk komitmen investasi tak perlu diragukan. Tetapi dirinya akan kembali menanyakan kepada pihak perbankan soal informasi merealisasikan investasi penanaman modal asing di wilayah tersebut. "Kalau ada referensi, berarti kita juga ada potensi," sambungnya.

Mengenai nominal nilai investasi, kata Agus lagi, hal itu belum bisa disampaikan secara pasti. Karena tahapannya belum sampai ke tahap itu. Perhitungan perlu dilakukan oleh investor. "Dihitung dulu investment-nya, biasanya perusahaan akan membuat komposisi. Macam-macam kebijakannya tergantung dari perusahaan itu," tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Muhammad Sa'bani menuturkan, perkembangan KEK Maloy masih melakukan evaluasi perda kawasan. Namun evaluasi itu masih untuk wilayah Maloy saja. Sedangkan untuk wilayah Batuta Trans Kalimantan masih belum memiliki lahan.

Terkait infrastruktur listrik diakui belum tersedia. Begitu juga dengan pelabuhan yang juga belum rampung. "Untuk teknis di lapangan bisa langsung dikonfirmasi ke pengurusnya, kita hanya bisa memberitahu kebijakannya saja," pungkas Sa'bani mengakhiri.

Diberitakan sebelumnya, KEK MBTK masih membutuhkan pembangunan di beberapa sisi. Terutama yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Dalam rangka peningkatan kualitas dan kapasitas untuk beroperasi, maupun masuknya investasi di KEK MBTK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: