Tak Kalah Tenar, Batik Kubar Juga Sudah Mendunia

Tak Kalah Tenar, Batik Kubar Juga Sudah Mendunia

Ketua Dekranasda Kubar, Yayuk Seri Rahayu Yapan, menunjukkan Batik Moring, batik khas Kubar.(imran/disway kaltim)

Sendawar, nomorsatukaltim.com – Tak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Kabupaten Kutai Barat (Kubar), juga memiliki batik kebanggaan khas daerah.

Sejak berpisah dari induknya, Kabupaten Kutai pada 1999 silam. Kubar memiliki batik khas yang cukup tersohor. Di antaranya Batik Macan Dahan. Seiring  waktu, di era Bupati FX Yapan dan Wakil Bupati Edyanto Arkan, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kubar, Yayuk Seri Rahayu Yapan yang juga istri bupati Kubar it uterus mengkreasikan sejumlah corak batik.

Wanita kelahiran 24 Mei 1968 itu, rupanya tak puas jika Kubar tidak memiliki kain batik dengan corak khas enam etnis.

Suatu kala, pada 3 tahun lalu, Yayuk membuat sebuah ajang desain corak batik Kubar.

“Dalam lomba desain batik itu akhirnya didapat 3 pemenang. Coraknya dengan nama Tumang, Moring, dan Agit,” ujarnya kepada Disway Kaltim, di kediamannya, Lamin Busur, Kelurahan Barong Tongkok, Sendawar, Jumat (21/8) .

Sejak itu lahir batik khas Kubar dengan 3 corak. Dikenal dengan nama Batik Tumang, Moring, dan Agit. Bahkan pembeda batik Kubar dengan batik lainnya di Indonesia yakni, memiliki corak 6 etnis yang ada di Kubar .

“Salah satunya adalah motif anggrek hitam. Tumbuhan anggrek hitam memang ada di kawasan cagar alam Kersik Luway,” ucapnya.

Terkait pangsa pasar, batik Kubar saat ini sudah me-nasional. Untuk pasar lokal Kubar sudah cukup dikenal masyarakat. Hampir di semua gerai di Kubar sudah terpajang 3 jenis batik Kubar tersebut.

“Iya, sudah mendunia. Karena salah satunya gerai di Bandara Melalan menjual batik Kubar. Begitu juga di Jakarta, di stan khusus Kubar, Kaltim, juga dijual batik Kubar,” ungkap Yayuk.

Di masa pandemi yang sudah hampir 5 bulan, memang sangat berpengaruh dalam penjualan batik Kubar. Kondisi ekonomi memburuk, membuat hampir semua produk di pasaran sunyi pembeli.

“Sangat berpengaruh, sudah hampir lima bulan kondisi COVID-19 membuat ekonomi lesu. Begitu juga dengan penjualan batik untuk pasar lokal, melemah,” tutur Yayuk Seri Rahayu.

Batik Kubar saat ini sudah memiliki hak paten atau hak cipta. Sehingga tidak bisa ditiru oleh daerah lain di Indonesia. Bahkan dukungan Pemkab Kutai Barat terhadap keberadaan batik Kubar sangat besar.

“Dukungan Pemkab Kubar melalui Dekranasda sangat kuat untuk menjadikan batik Kubar dikenal di Indonesia bahkan dunia. Di antaranya menguatkan peran pelaku seni atau pengrajin dalam memproduksinya,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: