Pelantikan Anggota DPRD Diwarnai Biarpet, Diduga karena Monyet

Pelantikan Anggota DPRD Diwarnai Biarpet, Diduga karena Monyet

Suasana pelantikan anggota DPRD Berau ketika terjadi pemadaman listrik, Senin (19/8), (Hendra/DiswayBerau) Tanjung Redeb, DiswayKaltim.com - Pelantikan 30 anggota DPRD Berau di Gedung DPRD Jalan Gatot Subroto, Tanjung Redeb, Senin (19/8), sekira pukul 10.00 Wita diwarnai pemadaman listrik berulang (biarpet). Hal ini disebabkan kerusakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati. Meskipun tidak sampai 1 menit, insiden tersebut sempat menyita perhatian masyarakat yang menyaksikan pelantikan anggota dewan tersebut. Mulanya, Sekretaris DPRD Berau, Eva Yuniarti menyebutkan satu persatu nama dewan terpilih untuk maju kedepan. Tiba-tiba, lampu yang berada di dalam gedung mati dan membuat kegiatan terhenti sesaat. "Huuuu.. mati lampu di gedung dewan," teriak warga yang berada di barisan belakang. Beruntung panitia pelantikan sigap mengganti jalur listrik dari PLN ke generator set (Genset) yang telah disiapkan. Akan tetapi, tidak berselang lama, lampu kembali mati, dan membuat seisi ruangan menjadi gelap gulita saat Eva hendak mengumumkan calon ketua DPRD sementara. "Mati lagi," teriakan kembali terdengar di barisan belakang. Sesaat kemudian lampu kembali nyala, dan acara kembali diselenggarakan. Meskipun pelantikan anggota DPRD diwarnai dua kali pemadaman listrik, secara keseluruhan acara berlangsung lancar dan tertib. Dalam pelantikan tersebut, Madri Pani Politisi NasDem dari Dapil 2, dipilih menjadi Ketua Dewan. Syarifatul Syadiyah, turut menyayangkan adanya insiden pemadaman listrik tersebut. Ia mengatakan, kondisi tersebut sangat merugikan, apalagi di tengah acara pelantikan DPRD. “Saat acara sakral pelantikan anggota DPRD mati lampu itu sangat merugikan. Ya, mungkin kedepannya PLN harus meningkatkan kinerjanya lagi,”bebernya. Ia mengatakan, sebagai konsumen dirinya merasa berhak mengeluhkan pelayanan listrik yang kerap mati tersebut. Apalagi, pemadaman listrik sudah seperti bergiliran dengan waktu yang ditentukan. “Sebetulnya kita sebagai konsumen berhaklah, karena sudah melaksanakan kewajiban membayar setiap bulan. Kalau terlambat saja diputus sementara kalau mati lampu meskipun sebelumnya ada pemberitahuan, tapi jangan juga lama matinya,” terangnya. Sementara Itu, Madri Pani juga mengatakan, persoalan tersebut harus menjadi perhatian bersama. Dirinya berharap pihak, PLN, pemerintah daerah, dan legislatif dapat duduk bersama. “Saya juga tidak menyalahkan siapa-siapa dalam hal ini. Namun ini jadi perhatian serius kita kedepannya, masalahnya selama ini dimana. Jangan sampai hal ini terus terjadi, dan merugikan masyarakat Berau. Apalagi listrik ini merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat,” terangnya. Ketika ditanya perbandingan pemadaman dengan di Pulau Jawa, dimana ada kompensasi yang diberikan oleh PT PLN kepada masyarakat yang dirugikan. Ia mengatakan, hal itu masih akan dipelajari lebih lanjut. Sebab dirinya masih baru dilantik menjadi anggota DPRD. “Undang-undangnya kan jelas. Nanti akan kita kaji. Saya juga belum membaca secara spesifik terkait regulasinya. Tapi jika itu harus dilakukan oleh PLN, ya kenapa harus takut untuk menjalankannya,” pungkasnya Hendra, dari PT PLN Tanjung Redeb menyampaikan penyebab padamnya jaringan listrik yang melintasi gedung DPRD itu, diduga karena aktivitas segerombolan monyet yang melintas instalasi listrik sehingga menimbulkan korsleting. "Jalur DPRD kena dampaknya," katanya Meskipun sebelumnya, kegiatan gladi bersih juga sempat mengalami gangguan, karena adanya pemadaman. Menurut Hendra, pemadaman ini terjadi lantara gangguan mesin pembangkit milik PLTU Lati. (*/zza/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: