HUT RI Spesial bagi Warga Kampung Long Sului

HUT RI Spesial bagi Warga Kampung Long Sului

Pelaksanaan HUT ke-74 RI di Kampung Long Sului, Kecamatan Kelay berlangsung lancar. (Hendra/DiswayBerau) Kelay, DiswayKaltim.com – HUT Kemerdekaan RI tahun ini, mungkin menjadi yang spesial bagi masyarakat di Kampung Long Sului, Kecamatan Kelay. Pasalnya, sejak berdirinya Kampung Long Sului, belum pernah diadakan upacara bendera guna memperingati HUT RI. Hingga kedatangan Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo ke kampung tersebut Kamis (15/8) lalu. Kedatangan orang nomor 2 di Berau itu untuk melaksanakan HUT ke-74 RI bersama warga. Sehari sebelumnya, Jumat (16/8) dilakukan kegiatan gladi pengibaran bendera. Ada tiga purna Paskibra kabupaten dibawa dari Tanjung Redeb, untuk mengibarkan bendera di Long Sului. Yang bertugas menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib lainnya adalah murid SD 001 yang telah dilatih sejak seminggu sebelumnya. Sabtu (17/8) pukul 09.30 Wita peringatan HUT ke-74 RI dilaksanakan di lapangan bola voli persis di samping Balai Pertemuan Umun (BPU). Bertindak sebagai Inspektur upacara, Wakil Bupati Agus Tantomo, pembaca teks proklamasi kemerdekaan Anggota DRPD Berau Elita, dan komandan upacara anggota Polsek Kelay, Aiptu Rudianto serta Perwira Upacara Danramil Kelay, Kapten Irfan. Secara keseluruhan, upacara berlangsung lancar. Namun ada sisi menarik, sekaligus menjadi pusat perhatian seluruh peserta upacara, yakni pembacaan puisi yang dibawakan oleh Sunarti, murid kelas 5 SDN 001 Long Sului, sesaat sebelum upacara selesai. Puisi tersebut merupakan gambaran masyarakat Sului yang ingin ada penyamarataan dengan masyarakat lain yang tinggal di wilayah yang sudah memiliki segalanya. Dengan intonasi yang meyakinkan, puisi yang dibacakan Sunarti membuat haru para peserta upacara. Bahkan sampai meneteskan air mata. Agus Tantomo yang memperhatikan dan menyimak bait demi bait puisi terharu. Tanpa pikir panjang, ia kemudian berdiri dari kursinya berjalan menuju gadis kecil berseragam sekolah dengan ditutupi baju khas dayak, langsung memeluknya. Wabup yang mengenakan pakaian adat dayak punan mengatakan, terkait pelaksanaan upacara HUT RI dirinya bangga dan terharu melihat antusiasme masyarakat Kampung Long Sului. Ditegaskannya, merayakan kemerdekaan adalah hak seluruh bangsa Indonesia, termasuk warga warga di pedalaman, khususnya di Long Sului. Dipilihnya Long Sului sebagai tuan rumah perayaan HUT ke-74 RI, lantaran lokasinya merupakan wilayah terluar di Kabupaten Berau yang berada jauh di pedalaman. Sebelumnya Wabup bersama rombongan melaksanakan perayaan HUT RI di Pulau Maratua. "Saya bangga dan terharu karena kegiatan upacara berlangsung lancar," ungkapnya. Lebih lanjut disampaikannya, sepanjang sejarah berdirinya Long Sului, bahkan 74 tahun Indonesia merdeka, masyarakatnya sama sekali tidak pernah merayakan HUT RI. Sehingga, dengan pelaksanaan upacara HUT yang dilakukan pertama kali tersebut, merupakan peristiwa yang luar biasa dan sejarah baru bagi warga di sana. "Karena baru pertama kali, mungkin mereka tidak tahu jika 17 Agustus itu adalah Hari Kemerdekaan Indonesia, sebagian juga tidak tahu bagaimana cara menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bahkan, sebagian juga tidak tidak tahu bagaimana menghormati bendera merah putih," ujarnya. "Adanya kegiatan ini untuk meningkatkan kembali rasa kebangsaan mereka, masyarakat Sului merasa menjadi bagian negara Indonesia," terangnya. Menurutnya, apa yang dirasakan masyarakat Long Sului, semua tergambar dalam pembacaan puisi yang dibawakan oleh Sunarti, yang merupakan jeritan hati yang benar adanya. "Jadi upacara yang digelar di Sului ini sebagai bentuk refleksi dan keutuhan bangsa. Seperti puisi yang disampaikan, itu adalah jeritan hati masyarakat pedalaman. Sesuai pesan dari founding father kita, bahwa kemerdekaan adalah hak semua warga Indonesia," jelasnya. Dirinya berharap kedepannya, tak hanya Kampung Long Sului, kampung lainnya juga dapat menggelar upacara setiap tahunnya pada 17 Agustus. "Dan kita harus tahu, perayaan 17 Agustus itu adalah sesuatu yang harus kita peringati sebagai bentuk syukur terhadap kemerdekaan Indonesia," tegasnya. Sementara itu, Anggota DPRD Berau, Elita, mengapresiasi langkah Pemkab Berau karena telah menggelar perayaan HUT ke-74 RI di pedalaman, khususnya Long Sului. Apalagi, ia melihat partisipasi masyarakat untuk mengikuti upacara itu juga sangat bagus. "Harapan kami adanya kegiatan ini dapat meningkatkan semangat bela negara, dan cinta NKRI," terangnya. Sementara itu, Pj Kepala Kampung Long Sului, Nuril Huda, mengungkapkan terimakasihnya kepada Pemkab Berau karena telah memperhatikan kampungnya dengan cara melakukan upacara peringatan HUT RI. Pihaknya tidak menyangka akan ada kunjungan sekaligus pengibaran bendera Merah Putih di kampungnya. Apalagi medan menuju Long Sului juga cukup sulit untuk didatangi. Harus melalui perjalanan darat sepanjang 160 kilometer dimana paling cepat ditempuh selama 4 jam jika tidak hujan, dengan medan berkelok dan jurang di kanan kiri. Jika hujan turun, bisa saja waktu perjalanan menjadi seharian. Bahkan bisa saja harus putar balik karena gunung yang dilalui licin dan berbahaya. Setelah sukses melalui jalur darat, untuk mencapainya harus melalui perjalanan air dengan menggunakan perahu ketinting dengan waktu tempuh 1 jam lebih yang tidak kalah berbahaya. Arus yang deras, dan batu cadas besar yang siap membelah perahu. "Biasanya dengar cerita lamanya perjalanan dan medan yang sulit orang enggan untuk ke sini. mewakili masyarakat kami berterimakasih atas kunjungan wakil bupati beserta rombongan," jelasnya. Dalam acara tersebut, tak hanya dihadiri oleh warga Long Sului saja, pemerintah kampung terdekat juga ikut berpartisipasi. Seperti Kampung Long Duhung, Kampung Long Lamcin, dan pemerintah kampung lainnya.(*/zza/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: