Catatan Kemerdekaan: Merdeka di Jalan

Catatan Kemerdekaan: Merdeka di Jalan

Wartawan Disway Kaltim area PPU, Nur Robbi.

Oleh: Nur Robbi Syai’an

SUDAH tujuh puluh lima tahun Indonesia merdeka. Katanya. Itu yang tercatat dalam buku sejarah anak sekolah. 1945 tahunnya.

Para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan kala itu. Tapi merdeka seperti apa yang mau mereka wujudkan. Tentu hal itu tak bisa selalu disamakan. Apalagi untuk saya. Karena Bhineka Tunggal Ika.

Suasana Hari kemerdekaan sepekan terakhir mulai terasa. Di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Baru sejak 20 Maret 2020 saya benar-benar tinggal di daerah ini. Tapi saya jadi warganya sudah mulai 2015 lalu.

Atribut khas kemerdekaan sudah banyak terlihat. Nuansa merah-putih. Meski nampaknya tak akan ada ramai-ramai di lapangan seperti umumnya. Masa pandemi COVID-19 memang banyak merubah kebiasaan.

Ini adalah pengalaman kali pertama saya merasakan hari raya kemerdekaan republik ini di sini. Di daerah yang diumumkan bakal menjadi ibu kota negara (IKN) Indonesia masa depan. Di tengah hiruk pikuk yang mau mempersiapkan kedatangan daerah khusus itu.

Umbul-umbul mulai bertebaran di pinggir-pinggir jalanan. Baik jalan kampung maupun jalan provinsi. Maklum, daerah ini masih bergantung pada jalan itu sebagai akses utamanya.

Mulai dari yang berjualan. Juga sudah ramai. Sudah kelihatan. Tapi berbeda dibanding daerah perkotaan yang lebih banyak. Seperti di Samarinda misalnya. Satu ruas jalan bisa ada beberapa. Tapi ada satu-dua di daerah berjuluk Benuo Taka ini.

Tiap depan rumah warga juga sudah tertancap tiang dan bendera merah-putih. Sudah ada surat edarannya untuk memasang bendera sejak 1 Agustus 2020.

Dalam persiapannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU sudah mempersiapkannya. Tapi ada yang berbeda. Protokol kesehatan. Sedikit peserta dan dilanjutkan dengan video converence pidato kenegaraan dari Presiden Joko Widodo.

Soal merdeka rakyat PPU saat ini sepertinya adalah aksebilitas jalan. Saya sempat berkeliling di empat kecamatan yang ada di PPU. Berbeda tapi senada suaranya.

Merdeka dalam merasakan kenyamanan berkendara. Di jalan. Masih banyak infrastruktur jalan yang belum layak. Akses penghubung antar wilayah malahan. Jalan terputus, berlubang, belum ada peningkatan dan banyak lagi.

"Semenjak merdeka belum pernah merasakan jalan bagus," kata salah seorang warga Jenebora disampaikan Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (AGM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: