Bandara di Kaltara Bersolek

Bandara di Kaltara Bersolek

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat meninjau rencana pengembangan bandara di Nunukan, beberapa waktu lalu.

Tanjung Selor, Disway – Koordinasi dan komunikasi yang dibangun Pemprov Kaltara dengan pemerintah pusat, untuk peningkatan bandara, berbuah hasil.

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menyebutkan, ada 6 bandara di Kaltara yang menjadi prioritas pengembangan. Yakni, Bandara Juwata Tarakan, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor, Bulungan, Bandara Kolonel RA Bessing di Malinau, Bandara Long Apung di Malinau, serta di Nunukan ada Bandara Nunukan dan Yuvai Semaring Krayan.

Dalam kurang waktu lima tahun, enam bandara tersebut, telah berubah semakin membaik. Bahkan, empat di antaranya, kecuali Tarakan, telah memenuhi syarat untuk didarati pesawat besar. Salah satunya, ATR-72. Yaitu Bandara Nunukan, Bandara Tanjung Harapan, bandara di Malinau dan Bandara Yuvai Semaring, Krayan.

“Termasuk Bandara Juwata Tarakan sebagai bandara internasional, kondisinya juga semakin membaik. Pengembangan masih terus dilakukan. Bahkan, waktu ada Pak Presiden ke Kaltara, akhir tahun lalu, kembali saya usulkan secara langsung. Namun, karena kondisi tahun ini terkendala pandemik COVID-19, sedikit tertunda,” kata Irianto, kemarin.

Bandara Nunukan, disebut sebagai salah satu bandara yang pengembangannya cepat. Kondisi Bandara Nunukan, dahulu sangat jauh dari standar internasional. Pada 2016, panjang runway Bandara Nunukan masih 1.100 meter. Kini, panjang runway mencapai 1.600 x 30 meter.

Sesuai laporan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Irianto mengatakan, pengerjaan Bandara Nunukan dimulai pada 2017. Yakni pengembangan runway 500 x 300 meter, dengan anggaran sekira Rp 35 miliar. Kemudian, dilanjut pada 2019, diperpanjang 150 x 30 meter, dengan anggaran Rp 19 miliar.

“Jika ditotal, panjang runway mencapai 1.750 meter. Namun, di ujung bandara yang mengarah ke permukiman, di-displace 150 meter. Sehingga, total runway yang diverifikasi panjangnya 1.600 meter,” terang Irianto yang didampingi Kepala Dishub Kaltara, Taupan Madjid.
“Saat ini, landasan pacu Bandara Nunukan telah didarati pesawat jenis ATR-72. Termasuk bandara lainnya, yakni Bandara Tanjung Harapan, Kolonel RA Bessing, dan Yuvai Semaring,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan, dalam kurun waktu 2014-2018, pengembangan 6 bandara di Kaltara mendapatkan dukungan penuh dari APBN. Nilainya, lebih Rp 1 triliun. Dengan rincian, pada 2014 dianggarkan Rp 263,8 miliar, 2015 sebesar Rp 272,1 miliar, 2016 sebesar Rp 152,8 miliar, 2017 sebesar Rp 243,8 miliar, dan di 2018 sebesar Rp 182 miliar.

“Ini tidak lepas dari komunikasi dan sinergi yang baik, yang kita lakukan secara intens dengan pusat. Baik dengan Menhub, waktu Bapak Ignasius Jonan, hingga Bapak Budi Karyadi, maupun langsung dengan Presiden,” katanya.

Sementara, di 2020 ini, peningkatan dan perpanjangan runway dilakukan di lapangan terbang (Lapter) Kecamatan Pujungan, Kabupaten Nunukan. Pendanaannya bersumber dari APBD Kaltara. Sebesar Rp 3 miliar.

“Sebelum masuknya provinsi, lapter Pujungan memiliki panjang runway 440 x 26 meter, dengan kondisi yang berbelok, atau tidak lurus. Saat ini, lapter Pujungan memiliki panjang runway 500 x 26 meter, dengan kondisi lurus dan ditingkatkan dari rumput menjadi aspal lapen (lapis penetrasi),” kata Taupan.

“Peningkatan runway lapter Pujungan sendiri, dimulai sejak 2018. Pada 2018, melalui APBD dianggarkan sebesar Rp 1 miliar lebih, pada 2019 juga dianggarkan Rp 1 miliar. Dan terbaru, tahun ini dianggarkan Rp 3 miliar,” tambahnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: