IGD RSUD PPU Tutup, Kenapa?

IGD RSUD PPU Tutup, Kenapa?

Spanduk pemberitahuan penghentian sementara pelayanan IGD RSUD Ratu Aji Putri Botung. (Istimewa)

Penajam, nomorsatukaltim.com - Ruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Ratu Aji Putri Botung ditutup. Menyusul empat tenaga kesehatan (nakes) di ruang penanganan tersebut terpapar COVID-19.

Penutupan diberlakukan per hari ini, Jumat (7/8/2020). Tersiar dalam surat pemberitahuan bernomor : 445/1053/RAPB/VIII/2020. Hanya berlaku untuk pelayanan IGD. Pelayanan lain tetap berjalan dengan biasa.

Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (AGM) menyetujui hal ini. "Harus kita tutup dulu 14 hari. Karantina lokal namanya," katanya, Jumat (7/8/2020).

Menghindari potensi tersebarnya virus. Ia menyebutkan pelayanan IGD akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Yaitu di puskesmas-puskesmas yang ada di PPU.

"COVID-19 ini dalam keadaan new normal ini memang rasa was-was tidak sepanik yang dulu. Tapi kita harus tetap waspada," tuturnya.

Meskipun, lanjutnya, banyak berita bohong yang menyebutkan bahwa virus ini tidak berbahaya. Pihaknya tak mau mengindahkan.

"Karena virus ini bukan virus main-main. Dunia saat ini sedang mempersiapkan. Bahkan sampai Makkah saja menjalankan protokol dengan ketat. Tidak mungkin jika ini tidak berbahaya," tegas AGM.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU, Arnold Wayong menjelaskan penutupan dilakukan untuk sterilisasi ruangan IGD. Selain itu nakes IGD juga sedang menjalani masa karantina.

Untuk pelayanan darurat di puskesmas-puskesmas akan dioptimalkan. Pun beberapa petugas kesehatan akan turut mensupport di sana. Ada sekira 11 puskesmas di PPU.

"Kalau ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit, maka dokter puskesmas dapat komunikasikan dulu dengan dokter ahli sesuai bidangnya di rumah sakit," ucapnya.

Terkait penambahan nakes terkonfirmasi positif terjadi pada 5 Agustus 2020 lalu. Tiga orang. Menjadi empat orang totalnya. Tiga orang itu terpapar dari nakes terkonfirmasi positif pertama. PPU 26 (sebelumnya PPU 25). Yang terkonfirmasi positif sejak pekan ke-3 Juli.

Selain itu, dari hasil tracing yang dilakukan, para nakes itu sempat berkontak erat dengan nakes lainnya. Jumlahnya sekira 34 orang. Sebagian besar merupakan petugas IGD. Sisanya merupakan petugas rumah sakit biasa. Tanpa tenaga dokter.

Selain sterilisasi di ruang-ruang IGD, penutupan juga didukung karena kurangnya jumlah petugas. Selain 4 orang itu, 15 lainnya ikut dikarantina karena kontak erat dalam dua pekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: