Hikayat Transkon Mendobrak Tradisi

Hikayat Transkon Mendobrak Tradisi

Kesempatan datang pada 2003. Mereka mulai membangun bisnis LV dan semakin membesar. Perseroan mendapat kepercayaan dari perusahaan raksasa BHP Billiton. Selain menjadi penyuplai inti rental LV, mereka juga menyediakan kendaraan khusus seperti ambulans dan kendaraan rescue.

Mereka juga melayani Petrosea yang memiliki site sampai Kalimantan Selatan. Bahkan, Transkon juga menjadi partner Orica/DNX/ AEL, perusahaan bahan peledak di lapangan milik KPC, Kideco dan perusahaan tambang batu bara lainnya.

“Kami sudah mengenal user, sehingga bisa memenuhi ekspektasi mereka,” kata Lexi.

Sebelum 2015, kompetitor cukup banyak. Namun ketika komoditas batu bara anjlok, banyak yang tumbang. Sedangkan Transkon mampu recovery dengan cepat karena memiliki partner di bisnis lain.

Tumbangnya sejumlah kompetitor mempercepat pertumbuhan Transkon. Sebelum harga batu bara turun, armada mereka masih ratusan. Tetapi setelah krisis itu, “armada kami berkembang menjadi ribuan,” kata Lexi.

Salah satu strateginya ialah konsisten bertahan pada industri ini. “Sedangkan pesaing-pesaing kami keluar dari industri ini karena mereka takut dibayarnya lama, perputaran cashflow semakin terbatas. Kalau kami mau kemana, ya ini nasinya kalau tidak (bertahan), kami tak berkembang.”

Setelah itu, perseroan memutuskan ekspansi keluar Kalimantan. Transkon masuk ke Papua dan wilayah lain. “Walaupun sebarannya di luar pulau memang terbatas tetapi saya berani mengatakan bahwa operasional kami di seluruh Indonesia. Bukan lagi di Kalimantan,” tambah Alex.

Saat itu, mereka mampu membeli kendaraan sampai 400 unit setahun, dari sebelumnya hanya 10 unit. Saat ini, untuk Kalimantan saja, Transkon sudah memilik 1.700 armada. Karena itulah saat perusahaan lain merumahkan karyawan, Transkon justru membuka lowongan pekerjaan. (fey)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: