Ekspor Kaltara Rp 1 Triliun

Ekspor Kaltara Rp 1 Triliun

Petugas Karantina Pertanian Tarakan mengecek kayu olahan Kaltara sebelum ekspor, beberapa waktu lalu.

Tanjung Selor, Disway – Meski masih dihantui penyebaran virus corona, namun nilai ekspor komoditi melalui pelabuhan di Kaltara pada Juni 2020 mengalami peningkatan 16,31 persen dibanding Mei 2020.

Yaitu dari US$ 62,20 juta menjadi US$ 72,34 juta. Bila dirupiahkan dengan kurs Rp 14.000, mencapai Rp 1 triliun lebih. Seluruh komoditi ekspor hampir seluruhnya merupakan komoditi barang non migas.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara menyebut, nilai ekspor non migas periode Januari-Juni 2020 mencapai US$ 491,33 juta atau naik sebesar 1,11 persen dibanding Januari-Juni di tahun 2019.

Kepala BPS Kaltara, Eko Marsoro, Senin (3/8) menjelaskan, Juni 2020, ekspor yang melalui pelabuhan di Kaltara US$ 69,35 juta, mengalami peningkatan 18,06 persen dibandingkan kondisi bulan sebelumnya (Mei 2020) yang mencapai US$ 58,74 juta.

Menurutnya, periode Juni 2020, sektor hasil tambang juga mengalami peningkatan ekspor sebesar 20,36 persen, begitu pula sektor hasil pertanian melakukan ekspor sebesar US$ 1,59 juta. Mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 0,34 juta. "Adapun sektor industri mengalami penurunan 4,31 persen," ungkapnya.

Dikatakan, total ekspor yang dilakukan melalui pelabuhan di luar Kaltara pada Juni 2020 mencapai US$ 11,35 juta. Masing-masing melalui pelabuhan di DKI Jakarta US$ 0,00 juta, Jawa Timur US$ 10,92 juta dan Sulawesi Selatan US$ 0,43 juta.

Ada 10 golongan barang yang mendominasi ekspor melalui pelabuhan Kaltara Januari-Juni 2020. Yaitu bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk sulingannya, zat mengandung bitumen, dan malam mineral.

Selanjutnya, rembakau dan pengganti tembakau dipabrikasi.

Kemudian lemak dan minyak hewani atau nabati serta produk disosiasinya, lemak olahan yang dapat dimakan; malam hewani atau malam nabati. Juga kayu dan barang dari kayu, serta arang kayu.

Golongan lainnya, sebut Eko Marsoro adalah ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata air lainnya. Olahan dari serealia, tepung, pati atau susu; produk industri kue juga menjadi barang ekspor.

“Barang lain yang diekspor adalah residu dan sisa dari industri makanan, olahan makanan hewan. Kopi, teh, mate, dan rempah-rempah. Sayuran dan akar serta bonggol tertentu yang dapat dimakan. Serta buah dan buah bertempurung yang dapat dimakan; kulit dari buah jeruk dan melon,” urainya.

Untuk negara tujuan utama ekspor pada Juni 2020, katanya, adalah Tiongkok, India, Malaysia, Korea dan Filipina dengan nilai masing-masing mencapai US$ 15,40 juta, US$ 14,02 juta, US$ 14,42 juta, US$ 12,32 juta dan US$ 8,86 juta.

Peranan kelima negara tersebut dalam ekspor Provinsi Kaltara, imbuhnya, mencapai 85,03 persen dari total ekspor pada 2020. Dibandingkan Mei 2020, terjadi peningkatan ekspor ke negara India, Malaysia, Filipina, Thailand dan New Zealand.

“Namun terjadi penurunan ekspor untuk Tiongkok, Korea, dan Jepang," pungkasnya.(*/ZUH)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: