Bisnis Anggrek yang Semakin Bersolek

Bisnis Anggrek yang Semakin Bersolek

Banyak orang rupanya tak betah berdiam saja di rumah semasa wabah. Ada yang tambah pintar memasak. Mendadak jadi tukang cat rumahnya sendiri. Atau yang tiba-tiba menjadi pecinta tanaman. Berkah buat penjual tanaman hias. 

Kata ahli, keberadaan tanaman hias bisa membantu menenangkan pikiran. Juga mengurangi stres. Apalagi, di tengah kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang. Menanam dan merawat tanaman hias bisa mengalihkan perhatian dari berita-berita tegang seputar virus. 

Situasi ini ternyata menjadi berkah buat penjual tanaman hias. Bisnis ini cenderung stabil. Tidak terganggu dengan berbagai musim. Bahkan, potensi penjualan tanaman hias saat ini meningkat. Di tengah wabah COVID-19. 

Seperti yang dialami Ibu Timbang, Pemilik Toko Bunga Taman Tiga Saudara di Jalan Kuranji, Samarinda. Ia menyebut penjualan  tanaman hias miliknya, meningkat 25 persen selama pandemi. Hal ini terus bertahan di masa new normal seperti sekarang. 

"Meningkat. Orang kan pada di rumah aja. Daripada gak ngapa-ngapain, mending tanam bunga," ungkap perempuan 58 tahun ini. Saat dikunjungi Disway Kaltim, Senin (27/7). 

Timbang mengaku, ia memang hobby menanam dan mengurus tanaman. Hobby ini, kemudian ia teruskan bersama sang ayah untuk merintis ladang usaha. Dimulai pada tahun 1985. Tak terasa,  ia sudah menggeluti usaha ini selama 35 tahun. 

Dari yang awalnya hanya beberapa jenis tanaman, kini Ibu Timbang sudah ngoleksi ratusan tanaman hias. Mulai dari melati alamanda, amarilis, anggrek, Bougenville, aglaonema, asoka mawar, dan masih banyak lagi.  Dengan harga jual mulai dari Rp 5 ribu hingga puluhan juta rupiah. 

"Bisa Rp 5 juta sampai Rp 10 juta kalau untuk tanaman bonsai," ungkapnya. 

Dari berbagai jenis tanaman hias, Timbang menyebut anggrek dan aglaonema menjadi jenis tanaman yang paling diminati saat ini. Harga aglaonema dikisaran Rp 17 ribu hingga Rp 85 ribu. Sedangkan anggrek harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Dari hasil berbisnis tanaman bunga, ia mampu mendapat omzet sekitar Rp 25 hingga 50 juta per bulan. 

Meski banyak toko tanaman hias sejenis, Ibu Timbang menyebut tak khawatir menjadi saingan. Ia juga tidak melakukan pemasaran melalui media online apa pun. Semua dilakukan secara langsung dengan datang ke toko. 

"Langsung saja ke sini. Siapa yang datang ke sini. Itu lah rezeki kita," ujarnya.  Selain menjual tanaman hias, ia juga menyediakan media tanam lengkap. Mulai dari pot, pupuk, batu hias, media tanam anggrek, pakis papan, dan sebagainya. 

Ia berharap, kondisi penjualan terus ramai seperti sekarang. Agar bisnisnya bisa bertahan dan semakin berkembang. (krv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: