Akses Jalan Dibuka, Petani Sawit di Perbatasan Bersuka

Akses Jalan Dibuka, Petani Sawit di Perbatasan Bersuka

Para petani sawit di perbatasan Indonesia-Malaysia bersukacita. Ini setelah jalan penghubung di wilayah Nunukan mulai terbuka. 

Nunukan, nomorsatukaltim.com - Selama puluhan tahun, warga Desa Makmur dan Desa Sanur Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, memimpikan infrastruktur yang layak. Selain meningkatkan mobilitas, keberadaan jalan penghubung bisa meningkatkan perekonomian mereka. Apalagi, mayoritas warga berkebun kelapa sawit. 

Dengan keberadaan akses jalan yang baik, proses pengangkutan sawit menjadi lancar, dan produktivitas meningkat.   Sarni, warga RT 10 Desa Makmur misalnya, akses jalan yang baik akan mewujudkan kesejahteraan bagi warga. 

“Pembangunan jalan ini sangat membantu. Karena jalur yang harus dilalui sebelum dibangun adalah medannya cukup sulit. Apalagi kalau cuaca tidak mendukung hujan, maka bisa tergelincir,” katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Arbain (43). Menurut dia, kondisi tanah didesanya sebagian lembab sehingga diperlukan pemadatan jalan agar mudah dilalui kendaraan. “Dengan dibangunnya jalan ini akan memudahkan kami yang mayoritas berkebun kelapa sawit. Mudah untuk mengangkut hasil panen ke pengepul,” ucap warga Desa Makmur ini.

Bahkan disebutkannya akan menghemat biaya angkut. “Untuk mengangkut hasil panennya dibutuhkan waktu 1 jam lebih ke lokasi. Kalau sudah jadi bisa memangkas lebih dari 20 menitan,” jelasnya. 

Desa Sanur dihuni oleh 4.000 kepala keluarga (KK) dan Desa Makmur ditinggani 2.500 KK. Rata-rata petani memiliki 1-2 hektar lahan perkebunan kelapa sawit. Dengan jumlah lahan tersebut petani bisa menghasilkan 500 kilogram untuk sekali panennya. 

Untuk mengangkut hasil panen petani ini menggunakan kendaraan roda tiga atau kendaraan yang dimodifikasi. Modifikasi ini tentunya untuk mempermudah dalam pengangkutan hasil perkebunan petani. Yang 90 persen adalah kelapa sawit. 

Namun Para petani menemukan kendala dalam mengangkut hasil kebunya. Karena harus melalui jalan terjal dan sulit dilalui untuk mengangkutnya. Karena kendala infrastruktur jalan maka waktu tempuh untuk mengangkut hasil panennya sekitar 1 jam lebih. Hasil panen sawitnya dibawa ke perusahaan pengelola sawit terdekat yaitu PT Karangjuang Hijau Lestari (KHL). 

Dibangun Tentara 

Pembangunan badan jalan penghubung kedua desa sepanjang 1.600 meter merupakan salah satu program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Wiltas ke 108. Program itu dimulai akhir Juni lalu. 

Dua desa yang letaknya berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia ini sangat berarti. Karena dua desa tersebut secara geografis memiliki lahan yang subur sehingga rata-rata penduduk nya memiliki mata pencaharian dengan bertani. Dua desa tersebut didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Sedangkan sisanya bertanam sayuran dan buah-buahan. 

Dengan jalan yang sulit dilalui tersebut. Maka warga setempat mengusulkan untuk dilakukan pembangunan badan jalan. Hal itu tentu untuk mempermudah akses jalan bagi warg kedua desa tersebut. “Sasaran pembuatan badan jalan Desa Makmur dan Desa Sanur berawal dari keluhan warga desa yang diutarakan dalam Musrenbang tingkat desa hingga Kecamatan,” jelas Mayor Inf Otang Mulyana, Komandan SSK Satgas TMMD ke 108 Kodim 0911/Nunukan, saat dihubungi, Selasa (21/7).

Dia mengatakan dengan pembangunan badan jalan pada kedua desa yang bersebelahan ini akan sangat membantu warga setempat. Bukan hanya mempermudah akses jalan. Akan tetapi menggerakkan roda perekonomian setempat. “Dengan adanya pembangunan badan jalan maka akan memangkas waktu angkut sekitar 20 menit dari Desa Sanur ke Desa Makmur. Begitu juga sebaliknya menghubungkan ke jalan besar,” terang Danramil 0911-03/Sebuku ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: