Tembus Rp 30 Juta, Penjualan Sapi Tetap Laris

Tembus Rp 30 Juta, Penjualan Sapi Tetap Laris

Bisnis sapi memang tak pernah sepi. Apalagi mati. Bahkan di kala pandemi seperti saat ini. Tak percaya, tanya saja sama Minarko.  Peternak sapi asal Lubuk Sawah Kelurahan Mugirejo Samarinda.

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Minarko sudah puluhan tahun berjualan ternak. Ia tak pernah merugi. Tiap tahun, permintaan terus naik. Tahun lalu saja, ia dan teman-temannya bisa menjual 300 ekor. Khusus untuk kebutuhan Iduladha.

Tahun ini, jumlahnya dinaikkan 25 persen, menjadi 350 ekor. Meski lagi sulit, Minarko berani menargetkan penjualan paling rendah 320 ekor.  Apalagi saat dihubungi Disway Kaltim Senin (20/7) kemarin, Minarko sudah melego 200 ekor sapi.

Memang, jualan sapi butuh modal gede. Tapi itu bisa disiasati dengan ikut kelompok ternak sapi. Semacam kelompok tani yang sudah dikenal sejak zaman orde baru. 

Lewat kelompok ternak sapi, peternak bisa mendapat tambahan modal. Bahkan mendapat jurus mengelola dan menjual sapi. " Insyaallah kami bisa memenuhi target penjualan sepuluh hari sebelium Iduladha," katanya.

Satu ekor sapi dijual dengan harga Rp 15 juta sampai Rp 30 juta. Dengan rentan usia 2 sampai 4 tahun. Ia bersama 23 peternak sapi lainnya di kelompok Ternak Sapi, Damarwulan, sudah aktif menjual sapi untuk kebutuhan hewan qurban sejak 2017.

Diakui Minarko, selama pandemi COVID-19, penjualan  sempat menurun tajam. Per bulan, biasanya ia bisa menjual 10 sampai 15 ekor sapi. Namun, dalam 3 bulan terakhir, penjualan menurun hingga 80 persen. Permintaan baru datang di bulan Juli.  

"Karena beberapa calon pembeli membatalkan pesanan. Alasannya, masih sama. COVID-19," kata dia.

Para pembeli sebagian besar berasal dari daerah Samarinda. Ia berharap, penjualan sapi tahun ini bisa meningkat dari tahun sebelumnya. Dan COVID-19 bisa segera berakhir. Agar penjualan sapi pada hari biasa, di luar momen Iduladha bisa kembali normal. Apalagi, kebutuhan daging sapi di Kaltim sampai tahun ini masih mengandalkan pasokan luar daerah.

Sikomandan

Di sisi lain, untuk memenuhi kebutuhan daging, pemerintah merilis program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri atau Sikomandan. Ini upaya kementerian meningkatkan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kaltim Dadang Sudarya menjelaskan program Sikomandan sebagai upaya meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau lokal secara berkelanjutan.

Untuk mewujudkan keberhasilan Sikomandan, lanjut Dadang Sudarya mendorong program inseminasi buatan maupun kawin alam sapi dan kerbau lokal.

“Selain itu, kami juga punya program Upsus Siwab atau Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting,” kata Dadang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: