Kasihan, Usai di PHK, Hidup Susah, Penyakit Kambuh Meninggalnya di Indekos

Kasihan, Usai di PHK, Hidup Susah, Penyakit Kambuh Meninggalnya di Indekos

Jenazah saat diamankan tim gugus tugas di kosnya di Jalan Raudah, Minggu (19/7). (istimewa)

Samarinda - nomorsatukaltim.com Usai di PHK Adi (32) hidup nelangsa. Penyakit leukimianya kambuh. Hingga akhirnya ia wafat di Jalan Raudah 5, Minggu (19/7) siang.

Jasad warga Tana Toraja, Sulsel ini ditemukan pemilik kos sekitar pukul 13.15 Wita. Korban diketahui menjadi penghuni kos sejak 2017 lalu.

Sebelum ditemukan tewas dengan mulut dan hidung berbusa, sehari sebelumnya Adi terlihat dengan kondisi sehat tanpa keluhan apapun.

"Masih makan bareng, kebetulan kan di depan rumah sini di pake buat acaraan. Habis makan dia (Adi) sempat jalan gitu pake motor. Pas malam sudah di kamar aja," ungkap Supardi (65) pemilik indekos.

Supriadi menerangkan, sejak April lalu, Adi dinyatakan mengidap penyakit leukimia atau kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih. Ironisnya lagi, sejak pandemi COVID-19, Adi yang sebelumnya merupakan karyawan Bigmall, terpaksa di PHK.

Sejak itulah Adi mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan hariannya. Bahkan untuk membayar kos harus meminta kiriman dari kampung halaman.

"Rencananya bulan ini dia mau pulang kampung. Katanya sih ada kakaknya di sini (Samarinda), tapi kami enggak pernah tahu yang mana," kata Supardi.

"Saya sudah bilang, kalau mau pulang engga papa pulang saja. Jangan pikirkan bayaran kos, yang penting dia bisa pulang. Saya enggak tega juga liat kondisinya susah gitu," sambungnya.

Sejak seminggu terakhir Adi diketahui sangat kesulitan untuk makan. Tak sungkan ia kerap meminta makan kepada pemilik kos. Meski hanya berupa nasi putih dengan lauk telur goreng.

Terakhir, pada siang tadi, istri Supardi mengetok pintu kamar Adi dengan niat ingin memberi makanan. Namun tak ada jawaban, hingga akhrinya istri Supardi membuka pintu dengan kunci serep. Begitu dibuka, Adi ditemukan sudah dalam kondisi mulut dan hidung berbusa.

"Pas istri panggil dan saya liat udah enggak gerak badannya, jadi sama pak RT saya disuruh lapor ke polisi. Saya juga enggak berani dekat, karena kondisi sekarang juga lagi ada COVID-19," bebernya.

Setelah melaporkan kejadian tersebut jajaran Polsek Samarinda Ulu bersama Inafis Polresta Samarinda dan sejumlah relawan bergegas ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, tim segera melakukan evakuasi sesuai aturan protokol kesehatan.

"Jenazah saat ini sudah kami bawa ke RSUD AW Sjahranie untuk dilakukan visum awal memastikan penyebab buih di mulut korban," ungkap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Ipda M Ridwan.

Pemeriksaan sementara, pihak kepolisian belum menemukan adanya indikasi tindak kekerasan pada jenazah korban. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa ponsel dan beberapa botol obat-obatan, yang diduga kerap dikonsumsi korban untuk meredakan penyakitnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: