Ketersediaan Hewan Kurban di Kaltim Aman

Ketersediaan Hewan Kurban di Kaltim Aman

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim memastikan stok hewan kurban tahun ini aman. Malahan, dari proyeksi OPD itu, jumlahnya surplus. Melebihi dari kebutuhan Lebaran.

"Kita siapkan (stok) lebih dari kebutuhan. Jadi surplus. Ya kita antisipasi jangan sampai kurang. Sehingga masyarakat yang mau berkurban tidak terhalang gara-gara hewan ternaknya enggak ada. Jadi kita siapkan melebihi dari kebutuhan," kata Kepala DPKP Kaltim Dadang Sudarya saat ditemui di kantornya, Jalan Bhayangkara, Jumat (17/7).

Pihaknya, lanjut Dadang, m enyiapkan 13.800-an ekor sapi untuk Lebaran kali ini. Dari proyeksi kebutuhan sebanyak 13.500-an ekor. Sementara kambing, disiapkan 27.700-an ekor, dari proyeksi kebutuhan 27.200 ekor.

Jumlah yang disiapkan itu, akumulasi dari jumlah kebutuhan seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Untuk hewan kurban sapi, 60 persen dipasok dari peternak lokal. Sisanya dari luar Kaltim. Yakni NTT, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Sementara kambing, 64 persen pasokan lokal. Sisanya didatangkan dari Jawa Timur. "Untuk lokal, sapi dan kambing, kan banyak peternak-peternak kita yang melakukan penggemukan. Ada juga yang memang peternak (bukan peternak penggemukan). Dan suplai lokal ini, dari peternak-peternak di Berau, Kukar, Kutim, Paser dan PPU. Kalau Balikpapan dan Samarinda, itu banyak yang peternak penggemukan," jelasnya.

Diakui Dadang, secara keseluruhan, kebutuhan konsumsi tahunan daging sapi dan kambing lebih banyak lebih banyak disuplai dari luar daerah. "Hanya 28 persen lokal. Tapi untuk Lebaran Kurban, kita (peternak lokal, Red.) bisa mensuplai 60 persen," tambahnya.

Soal kesehatan hewan, masyarakat tak perlu khawatir. DPKH sudah memastikan hewan-hewan kurban lokal maupun yang didatangkan dari luar, aman dari penyakit. Ini merespons apa yang terjadi di Gorontalo, beberapa waktu lalu. Sejumlah orang terkena penyakit antraks, usai mengonsumsi daging sapi.

"Kan kalau (hewan) yang datang dari luar Kaltim, dari daerah asalnya itu dikarantina. Kemudian sampai di daerah kabupaten/kota tujuan, dikarantina lagi. Dan setelah masuk penampungan atau dijajakan di pinggir jalan, itu kita, maupun dinas di kabupaten/kota, melakukan pengecekkan kesehatan," jelasnya.

Salah satu tujuan karantina dan pengecekkan itu, memastikan agar hewan kurban yang datang bebas dari penyakit. Di antaranya antraks. "Selama ini di Kalimantan, khususnya di Kaltim, belum pernah muncul penyakit antraks. Karena apa, kondisi tanah di Kaltim itu PH asamnya tinggi. Dan bakteri antraks enggak bisa hidup di PH yang asamnya tinggi," bebernya.

Tetapi, DPKH mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Di tempat penjualan hewan, hingga pemotongan dan proses pembagian daging, protokol kesehatan harus benar-benar diperhatikan. (sah/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: