Olahan Kelapa Sawit Dominasi Ekspor Pertanian Kaltim

Olahan Kelapa Sawit Dominasi Ekspor Pertanian Kaltim

Minyak sawit dan produk olahannya mendominasi ekspor pada semester I/ 2020. Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Balikpapan mencatat ekspor produk tersebut mencapai 32,3 juta ton.

Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, Abdul Rahman mengatakan, salah satu pulau penghasil sawit terbesar di Indonesia adalah Kalimantan. Sehingga tidak heran, apabila kelapa sawit menjadi sektor andalan Kalimantan Timur.

“Fasilitasi ekspor produk pertanian didominasi produk olahan sawit hingga mencapai 76 persen,” kata Abdul Rahman, Rabu (15/7).

Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFast Badan Karantina Pertanian (Barantan), selama 6 bulan terakhir volume ekspor produk olahan kelapa sawit tertinggi adalah RBD Palm Olien mencapai 25,1 juta ton.

Negara tujuan utama ekspor produk olahan sawit ialah Tionkok dengan frekuensi pengiriman sebanyak 21 kali. Negara kedua Filipina dengan frekuensi 14 kali pengiriman.

Urutan kedua adalah RBD Palm Strearin dengan volume 66,3 ribu ton. Kedua produk itu juga untuk memenuhi pasar kedua negara. Selanjutnya disusul cangkang sawit sebesar 4 juta ton dengan tujuan Jepang dan Korea Selatan.

Selain RBD Palm Olien dan RBD Palm Strearin, minyak sawit asal Balikpapan juga diekspor ke Tiongkok dan Filipina sebanyak 3 juta ton. “Tahun ini kita juga pernah ekspor benih kelapa sawit ke United Kingdom (Inggris) sebanyak 314 butir,” kata Abdul Rahman.

Luas area pekebunan kelapa sawit yang terdapat di Kalimantan Timur terus mengalami peningkatan hingga sekitar 1.107.437 hektar di tahun 2019. Tercatat pada pada tahun sebelumnya hanya sekitar 1.083.286 hektar. “Artinya ada pertambahan, sejalan dengan program pemerintah daerah,” tandasnya.

Untuk itu, Abdul Rahman optimistis dapat meningkatkan volume ekspor komoditas pertanian. Karena peluang itu masih terbuka. “Hal ini sejalan dengan program strategis yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo - red) untuk meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian atau Gratieks hingga tahun 2024 Insyaallah bisa kami realisasikan,” ujar Rahman.

Percepat Layanan Karantina

Secara terpisah, Kepala Barantan, Ali Jamil menyampaikan sejalan dengan tugas yang diberikan untuk mengawal Gratieks, pihaknya terus melakukan terobosan dan inovasi layanan.

Hal ini agar dapat menjamin percepatan layanan karantina sekaligus meningkatnya penerimaan negara tujuan terhadap produk ekspor tanah air.

“Selain itu sinergitas dengan pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani juga terus didorong agar makin banyak terbentuknya kawasan pertanian berorientasi ekspor,” terang Jamil.

Sebagai langkah konkrit dalam mendukung gerakan ini, Karantina Pertanian Balikpapan juga telah menyiapkan Klinik Ekspor yang dapat di akses masyarakat di Kaltim. "Harapannya dengan layanan ini dapat mendorong pertumbuhan agripreneur, khususnya dari kaum muda," pungkas Rahman. (fey)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: