Bankaltimtara

Guru SMAN 1 Nyuatan Kubar Tembus Grand Final Duta Guru CBP Rupiah se-Kaltim

Guru SMAN 1 Nyuatan Kubar Tembus Grand Final Duta Guru CBP Rupiah se-Kaltim

Guru SMAN 1 Nyuatan Kubar tembus Grand Final Duta Guru CBP Rupiah se-Kaltim.-Eventius/Nomorsatukaltim-

KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Dua orang guru dari Kabupaten Kutai Barat sukses menembus babak Grand Final Duta Guru Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sebuah ajang edukatif yang digelar oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kaltim.

Mereka adalah Hapriyanto dan Yohanes Asmardin Halawa, keduanya berasal dari SMA Negeri 1 Nyuatan, Kecamatan Nyuatan.

Grand Final akan digelar pada Sabtu, 19 Juli 2025 mendatang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda.

Ajang ini mempertemukan 15 finalis terpilih dari jenjang SD hingga SMA sederajat se-Kaltim yang telah melalui seleksi ketat.

BACA JUGA: Konflik Agraria Mengemuka, DPRD Kubar Hearing Sengketa Warga Intu Lingau dengan PT BDLR

Dihubungi melalui WhatsApp pada Rabu 9 Juli 2025, Hapriyanto menyampaikan rasa syukur sekaligus kebanggaannya bisa mewakili Kutai Barat dalam kompetisi bergengsi ini.

“Saya merasa bersyukur dan senang bisa masuk 15 besar. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga bentuk partisipasi dari guru-guru di daerah untuk berkontribusi dalam penguatan literasi keuangan nasional, khususnya mengenai rupiah,” ujar Hapriyanto.

Duta Guru CBP Rupiah merupakan bagian dari kampanye Bank Indonesia dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.

Melalui peran strategis guru, BI mendorong lahirnya agen-agen literasi yang mampu menanamkan nilai Cinta, Bangga, dan Paham terhadap rupiah sejak usia sekolah.

BACA JUGA: Proyek Miliaran DLH Kutai Barat Diduga Mangkrak dan Tak Transparan

Menurut Hapriyanto, pendekatan yang ia angkat dalam seleksi lebih menekankan pada pemahaman mendalam terhadap makna simbolik rupiah, serta integrasinya dalam konteks lokal masyarakat pedalaman Kalimantan.

Ia menyampaikan, bahwa rupiah bukan sekadar alat tukar, melainkan juga sarana edukasi nilai-nilai nasionalisme.

“Setiap lembar rupiah memiliki cerita dan nilai. Di dalamnya ada tokoh bangsa, keindahan budaya, dan simbol persatuan. Saya ingin menyampaikan kepada siswa bahwa dengan mencintai rupiah, kita juga sedang mencintai bangsa sendiri,” jelasnya.

Dalam seleksi sebelumnya, peserta diminta membuat video edukatif dan esai yang menggambarkan inovasi pembelajaran mengenai CBP Rupiah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: