Bankaltimtara

Musda KNPI Kaltim Diwarnai Kericuhan, TIDAR Soroti Minimnya Transparansi

Musda KNPI Kaltim Diwarnai Kericuhan, TIDAR Soroti Minimnya Transparansi

Ketua TIDAR Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi-istimewa-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalimantan Timur yang digelar di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu 20 September 2025 malam, berlangsung ricuh.

Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengatakan, bahwa forum yang semestinya menjadi wadah konsolidasi pemuda justru diwarnai protes keras dari sejumlah peserta terkait mekanisme pemilihan.

Menurutnya sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) menuding panitia tidak transparan. Kondisi ini memicu adu argumen sengit hingga membuat suasana forum memanas.

Meski demikian, pemilihan tetap dilanjutkan di tengah suasana tidak kondusif. Hasilnya, Andrie Afrizal yang sebelumnya menjabat Ketua KNPI Balikpapan, terpilih sebagai Ketua KNPI Kaltim periode mendatang.

BACA JUGA: Andi Zulfian Terpilih sebagai Ketua DPD KNPI Kutim, Fokus Satukan Gagasan Pemuda

Penetapan dilakukan secara aklamasi setelah proses musyawarah menyisakan dua kandidat, yakni Andrie Afrizal dan Imam Ahmad.

Keputusan tersebut tidak serta-merta meredakan kekecewaan peserta yang menilai mekanisme pemilihan penuh kejanggalan.

Reza menyebut jalannya musyawarah kali ini cacat sejak awal. Ia menegaskan KNPI semestinya berperan sebagai ruang pendewasaan politik pemuda, bukan mencederai demokrasi dengan praktik yang meminggirkan peserta.

“Harusnya KNPI sebagai wadah berprosesnya pemuda-pemudi dalam rangka pendewasaan politik tidak melakukan hal-hal yang mencederai proses demokrasi dalam berorganisasi,” tegas Reza, dikonfirmasi pada Minggu 21 September 2025 sore.

BACA JUGA: Rencanakan Renovasi Dalam Waktu Dekat, Pemkot Samarinda Siap Tata Ulang Sekretariat KNPI

Berdasarkan informasi yang dihimpun, dari total 191 organisasi kepemudaan (OKP) yang berada di bawah naungan KNPI versi Ryano Panjaitan, hanya sekitar 70 OKP yang dilibatkan dalam Musda XIV kali ini.

Kondisi tersebut membuat puluhan OKP resmi, termasuk TIDAR Kaltim dan BKPRMI Kaltim, kehilangan hak pilihnya.

Reza pun mempertanyakan tujuan Musda yang digelar tanpa keterbukaan. Menurutnya hal tersebut sama saja dengan pengkondisian untuk menduduki sebuah jabatan. “Kalau begini, kejadian seperti ini akan terus berulang,” ujarnya.

Ia menilai praktik tersebut bukan hanya merugikan OKP, tetapi juga mengikis semangat persatuan yang seharusnya menjadi roh utama KNPI. Alih-alih menyatukan pemuda Kaltim, forum ini malah memperkuat ego sektoral.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: