Kasus DBD Kaltim Mencapai 2.210 Kasus, Balikpapan Masih yang Tertinggi
Dinkes Kaltim mencatat kenaikan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun 2025.-(Ilustrasi/ Antara)-
“Ini alarm serius. Semua pihak harus mengambil peran untuk mencegah penyebaran yang lebih luas,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kelompok usia paling rentan terkena DBD adalah anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun.
BACA JUGA: Dinkes Kukar Distribusikan Dokter Spesialis hingga Puskesmas Desa
BACA JUGA: Dinkes PPU Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Siswa SD hingga SLTA
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam tanpa sebab jelas.
Pemeriksaan awal dengan alat deteksi NS1 sangat dianjurkan sebagai langkah deteksi dini infeksi dengue.
Jaya juga menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan berbasis lingkungan.
“Pencegahannya meliputi melakukan 3M Plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas, serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ungkapnya.
BACA JUGA: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Berikan Edukasi Proses Penyembelihan Hewan Kurban
BACA JUGA: Gedung Santa Marta Diresmikan, Perkuat Layanan Kesehatan RS Santa Familia Kubar
Dinkes Kaltim juga mengimbau masyarakat menggunakan kelambu, losion anti-nyamuk, dan mempertimbangkan vaksinasi DBD sebagai bentuk perlindungan tambahan.
Upaya sederhana ini bisa menjadi langkah efektif memutus rantai penularan DBD, terutama di wilayah-wilayah dengan risiko tinggi.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, data lonjakan kasus DBD di Kaltim tercermin dari laporan awal tahun.
Pada April lalu, tercatat 1.375 kasus DBD di 10 kabupaten/kota. Angka ini melonjak hampir dua kali lipat dalam waktu satu bulan.
BACA JUGA: Pemeriksaan Kesehatan Gratis di PPU Kurang Peminat, Pemkab Sampaikan Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

