Menjaga Tahura, Menjaga Kehidupan
Salah satu kawasan Tahura Banten yang masih asri-Arie Pramana Putra-Disway Kaltim
BANTEN, NOMORSATUKALTIM - Paket komplit, layak disematkan untuk Taman Hutan Raya (Tahura) Banten, sebagai kawasan konservasi.
Wisata edukasi, wisata alam bahkan untuk penelitian plusnya bisa menjadi Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
Kalau menilik sejarah, tak akan ada yang menyangka jika dahulunya merupakan hutan produksi.
Letaknya dari pusat Kota Serang, Banten memang cukup jauh, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam, jika dari DKI Jakarta jaraknya mencapai 171 Km.
Meski demikian, bukan berarti jalan yang dilalui tidak nyaman. Jalannya mulus, bahkan ketika hampir sampai kawasan Tahura, kita sembari menyusuri pantai sepanjang jalan.
Ya, tentu bisa berwisata dahulu sebelum sampai di sana.
Taman Hutan Raya Banten berada di wilayah Desa Sukarame, Desa Sukanagara, Desa Cinoyong dan Desa Kawoyang Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.3108/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 25 April 2014, tentang Penetapan Kawasan Hutan Konservasi Taman Hutan Raya Banten seluas 1.595,90 Hektare (Ha) di kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, maka luas definitif kawasan Tahura Banten tersebut adalah 1.595.90 Ha. Kini mencapai sekira 2.400 Ha.
"Sebelumnya Tahura Banten, merupakan kawasan hutan produksi," ujar Hudri, staf DLH Provinsi Banten, saat paparan di hadapan Forum Pemimpin Redaksi Multimedia Indonesia, yang berkunjung ke Tahura Banten.
Pembentukan Kawasan Tahura Banten, cukup panjang sejarahnya. Awalnya, tahun 1915 Gubernur Hindia Belanda, mengukuhkan kawasan hutan Gunung Aseupan kurang lebih 7.773,55 Ha, kemudian tahun 1935 dibangunlah pasangrahan.
Pada tahun 1955 menjadi kebun percobaan seluas 50 Ha oleh Balai Penyelidikan Kehutanan Bogor, dan tahun 1978 seluas 95 Ha menjadi taman wisata alam.
Jauh berjalan ada beberapa pembentukan, hingga pada 2011 diusulkan menjadi tahura, dan penetapannya di tahun 2014.
Meski pernah menjadi kawasan hutan produksi, namun Tahura Banten masih benar-benar terjaga lingkungannya. Masih asri.
Flora dan fauna asli di kawasan tersebut juga masih ada dan bahkan sering menampakkan diri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
