Bankaltimtara

Okupansi Hotel di Samarinda Turun Drastis, Melorot hingga 30 Persen

Okupansi Hotel di Samarinda Turun Drastis, Melorot hingga 30 Persen

PHRI Kota Samarinda menyebut, okupansi hotel di Ibu Kota Kaltim kini hanya menyentuh angka 30 persen.-(Ilustrasi/ Freepik)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sektor perhotelan di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Samarinda sedang mengalami tekanan.

Hotel-hotel berbagai kelas di Kota Tepian saat ini sedang mengalami penurunan okupansi atau keterisian kamar hingga 30 persen. 

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Samarinda, Armunanto. 

Armunanto menyebut, biasanya okupansi hotel di Kota Samarinda berada di angka 80 hingga 90 persen. 

BACA JUGA: Okupansi Hotel di Balikpapan Merosot, PHRI Sebut Lebaran 2025 dan Jumat Agung Tak Berpengaruh

BACA JUGA: BRI Liga 1 Ditutup, Buktikan Sinergi Pemberdayaan Olahraga dan UMKM

"Tadinya okupansi kita bisa sampai 80, bahkan 90 persen. Sekarang kalau berkurang drastis,” ujarnya kepada NOMORSATUKALTIM, Kamis (5/6/2025).

Menurutnya, tingkat keterisian kamar hotel di Samarinda, rata-rata hanya di angka 30 persen dari jumlah kamar yang tersedia. 

“Nah, Samarinda, kita itu menurun drastis sampai 30 persen," tandasnya. 

Ia mengatakan bahwa penurunan okupansi tersebut tentunya mempengaruhi pendapatan yang digunakan untuk membiayai operasional hotel. 

BACA JUGA: UMKM Kopi Binaan BRI Tembus Pasar Internasional, Ikut Pameran Kopi Dunia di Amerika

BACA JUGA: Pemangkasan Anggaran Pemerintah Beri Tekanan terhadap Okupansi Hotel di Balikpapan

Biaya operasional tersebut meliputi gaji karyawan, tagihan air dan listrik serta biaya lainnya.

“Kita mau bayar gaji karyawan, mau bayar operasional, di perusahaan atau di hotel, di mana saja ya, perusahaan itu pasti ada namanya fixed cost ya, ada biaya yang tetap. Seperti air, listrik, itu nggak bisa kurang Bapak Ibu," bebernya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: