Bendungan Sepaku-Semoi Berisiko Longsor?
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi menggunakan anggaran senilai Rp 711 miliar dan ditargetkan selesai 2023. Sebagai pelaksana konstruksi ditunjuk PT Brantas Abipraya.
"Secara kondisi geologi di Bendungan Sepaku-Semoi itu, meskipun ada beberapa kekurangan, tapi itu tidak merupakan kekurangan mayor. Hanya bersifat minor saja. Jadi masih bisa teratasi dengan kontruksi yang tepat."
"Harapan kita bendungan ini dapat terbangun tepat waktu dan tepat kontruksi. Artinya soal kontruksi tidak ada persoalan," harapnya.
*
Jangan Seperti Hambalang
Persoalan geologi ini juga menjadi konsentrasi Nicko. Karena di satu sisi, ia sama seperti Menteri Basuki. Sama-sama lulusan Jurusan Teknik Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Senada, ia menjelaskan pada prinsipnya pengerjaan bendungan di mana saja memang terpengaruhi faktor drainase dan faktor longsoran. Dua hal itu penting dan perlu diperhatikan.
“Sebagaimana arahan dari Menteri PUPR, beliau kan juga geolog. Kebetulan sama juga geolog, makanya paham kondisi dan faktor geologi di wilayah Sepaku itu seperti apa," sebutnya.
Perlu diingat kejadian dampak dari faktor geologi di Indonesia pernah terjadi. Seperti proyek konstruksi skala besar di Hambalang bermasalah setelah selesai dibangun. Karena persoalan geologi ini, ada faktor longsoran di sana
"Nah itu, kalau tidak diperhatikan. Kondisi geologis yang ada di Hambalang, beberapa berdampak kualitas bangunan bendungan. Makanya, kalau tidak diantisipasi dari awal, bisa berpotensi bahaya juga di Bendungan Sepaku-Semoi ini. Harapan kita, itu bisa segera dimitigasi sejak awal," bebernya.
Terkait hal ini, lanjut Nicko, bukan hanya untuk bangunan bendungan semata. Tapi juga untuk bangunan fisik lainnya yang menyangkut IKN. Harus mendengarkan masukan dari ahli geologi yang pernah menyampaikan. Terutama expert yang lahir dan besar di Kaltim.
"Tapi tidak ada masalah, karena tidak ada tempat yang ideal secara geologis di manapun. Pasti ada kekurangannya. Yang terpenting, pada fase kontraksinya itu kita tahu kelemahannya, sehingga bisa diantisipasi pada saat pembangunan," pungkas Nicko. (rsy/ava)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

