Berwisata setelah WFH, Menikmati Pantai Pamedas dan Sungai Air Hitam

Selasa 07-07-2020,12:35 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Berbeda dengan Pantai Duta Pamedas, objek wisata pantai  yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini terlihat masih ditutup. Keterangan itu tertulis di gerbang masuknya. Pada sebuah papan plang yang hanya tertulis "Tutup".

Padahal, selain tim Disway Kaltim, sudah ada keluarga Hermawan dari Balikpapan yang hendak berwisata ke pantai itu. Ia datang berasama anak, isteri dan orang tuanya. Jumlahnya semua 11 orang dengan satu mobil. "Rencananya kami mau makan-makan sambil lesehan di Pantai ini," ucap Hermawan.

Ia mengaku baru pertama kali datang ke pantai itu. Sebelumnya hanya sebatas berwisata di Pantai Manggar dan Lamaru Balikpapan. Tapi rencana itu gagal. Hermawan juga tidak mencari informasi terlebih dahulu untuk memastikan akses ke pantai itu dibuka. Ia hanya mengira bahwa saat ini telah memasuki masa new normal. Sehingga objek wisata sudah boleh dikunjungi.

Memang, Pantai Tanah Merah ini salah satu objek wisata primadona, setidaknya bagi warga Balikpapan, Samarinda dan Kukar. Areanya luas, bersih dan teduh dengan pohon pinus yang berjejer rapi. Panjang pantai itu kira-kira tiga kilometer. Pasirnya halus dan putih, agak kecokelatan. Kawasan ini menarik untuk menggelar event-event gathering, camping dan sejenisnya.

AIR HITAM DAN SEJARAHNYA

Sebagai alternatif, karena pantai Tanah Merah masih ditutup. Tim Disway Kaltim bergeser ke objek wisata berikutnya. Namanya: Wisata Bekantan Sungai Air Hitam Lestari. Letaknya juga di Kecamatan Samboja. Kelurahan Kampung lama.

Objek wisata ini dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) masyarakat kelurahan itu. Sejak setahun yang lalu. Setelah mendapat SK dari Dinas Pariwisata Kukar. "Sebelumnya hanya dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar," terang Aidil Amin, ketua Pokdarwis Sungai Air Hitam Lestari.

Jenis wisata ini adalah wisata edukasi mengenal flora dan fauna, bahari dan sejarah. Pengunjung yang datang, akan dibawa menyusuri sungai. Hingga ke hilir atau muara Sungai Air Hitam. Menggunakan kapal kecil untuk kapasitas 5-6 orang. Tarifnya Rp 300 ribu. Ada juga kapal besar berkapasitas 10-15 orang. Tarifnya Rp 800 ribu. Panjang sungai yang disusuri sekira empat kilometer

Kapal-kapal tersebut tertambat di sebuah dermaga. Panjangnya delapan meter, lebar empat meter. Dermaga terlihat dari tepi jalan poros. Di situlah Aidil dan anggota Pokdarwis lainnya biasanya menunggu pengunjung.

Butuh waktu sekitar satu jam untuk menyusuri sungai. Dari Dermaga ke Muara Sungai, lalu kembali lagi ke Dermaga. Aidil Amin mengatakan, biasanya bekantan terlihat di sore hari. Antara pukul 15.00-17.00 Wita. Ia pun ikut mendampingi penelusuran media ini sore itu.

Dalam perjalanan itu, ia bercerita banyak hal tentang potensi objek wisata susur sungai itu. Aidil memang tahu banyak tentang sungai Air Hitam. Ia lahir dan besar di Kelurahan Kampung Lama. Umurnya kini 44 tahun. Sehari-hari pekerjaannya mengelola wisata, sambil berkebun.

Sungai Air Hitam, katanya, kedalamannya sekitar empat meter. Kenapan namanya Sungai Air Hitam? Karena dulu airnya berwarna hitam. Itu karena ada banyak anak sungai yang tersambung dengan sungai tersebut. Alirannya membawa sedimen lumpur berwarna hitam. Tapi sekarang airnya berwarna kecokelatan.

"Dulu banyak udang gala dan buaya di sini. Sekarang udang sudah berkurang. Buaya sudah tidak ada lagi," ujar pria satu anak itu.

Jumlah bekantan di sepanjang Sungai Air Hitam diperkirakan hanya tersisa 400 ekor. Tetapi, tidak semua tinggal di satu titik. Biasanya satu kawanan bekantan berisi 20 ekor dengan empat ekor pejantan. Dalam perjalanan itu, dua kali ditemui kawanan bekantan.

Ada beberapa jenis mangrove di sisi sungai itu yang buahnya menjadi makanan bekantan. Seperti jenis mangrove api-api, rambai, nipah dan tumbuhan paku-pakuan. Pohon mangrove juga telah menjadi habitat utama hewan endemik Kalimantan itu.

Sungai Air Hitam bukan hanya tentang wisata bekantan dan mangrove. Tapi juga ada wisata bahari, yaitu perkampungan nelayan dengan rumah-rumah di atas air. Wisatawan juga akan dibawa melihat situasi perkampungan atas air di muara sungai itu dalam satu paket wisata.

Tags :
Kategori :

Terkait