Pertambangan Batu Giok Myanmar Longsor, Ratusan Orang Meninggal Dunia

Sabtu 04-07-2020,05:00 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Naypyidaw, Diswaykaltim.com - Setidaknya 162 jenazah telah ditemukan menyusul tanah longsor di lokasi penambangan batu giok di wilayah utara Myanmar. Demikian keterangan pemerintah negara itu, Jumat (3/7/2020).

Upaya penyelamatan terus berlanjut sepanjang hari terhadap orang-orang yang masih dinyatakan hilang di lokasi kejadian di wilayah Hpakant, yang terletak di negara bagian Kachin.

Petugas pemadam kebakaran setempat mengatakan, gelombang lumpur dan batu yang dipicu hujan deras mengubur para pengumpul batu.

Myanmar merupakan sumber batu giok terbesar di dunia. Tetapi sering terjadi kecelakaan di berbagai lokasi pertambangannya. Korban terbanyak adalah orang-orang yang mencari batu.

SEPERTI TSUNAMI

Departemen pemadam kebakaran Myanmar, dalam unggahannya di Facebook, mengatakan, para penambang batu giok dihantam gelombang lumpur. Yang longsor setelah hujan deras.

Sekitar pukul 19.15 waktu setempat, ada 162 jenazah ditemukan dan 54 orang yang terluka diselamatkan ke rumah sakit. Tidak ada angka yang diinformasikan berapa jumlah orang yang masih hilang.

Menteri Urusan Sosial negara bagian Kachin, Dashi La Seng mengatakan, tiba-tiba gelombang lumpur raksasa bercampur air hujan mengalir deras ke dalam lubang. Fenomena itu seperti tsunami.

Hujan deras berlanjut sepanjang hari selama proses penyelamatan. Polisi mengatakan, sebagian warga tidak memedulikan peringatan yang dikeluarkan pada Rabu (1/7/2020). Agar tidak bekerja di kawasan pertambangan setelah curah hujan yang deras.

Walaupun begitu, peringatan itu kemungkinan juga berhasil menyelamatkan banyak nyawa dalam longsor tersebut.

Video yang diabadikan dari lokasi kejadian memperlihatkan tanah longsor berskala besar itu mengalir ke lubang besar atau danau di lokasi penggalian.

Maung Khaing, seorang penambang berusia 38 tahun, mengaku melihat gundukan tanah bekas penambangan yang menjulang nyaris runtuh dan orang-orang berteriak “lari, lari”.

“Dalam semenit, semua orang yang berada di bawah (bukit) menghilang begitu saja. Hati saya terasa kosong. Ada orang-orang yang terjebak di lumpur berteriak minta tolong. Tetapi tidak ada yang bisa membantu mereka,” jelasnya.

Ratusan orang berkumpul di lokasi tambang untuk menyaring serpihan puing-puing yang dibuang dari truk. Mereka berharap menemukan batu giok.

Puing-puing tanah bekas galian itu menciptakan lereng besar yang berbahaya di kawasan yang mengalami penggundulan hutan dan menyerupai lanskap bulan. Setahun silam, lebih dari 100 orang meninggal di lokasi pertambangan yang sama.

Tags :
Kategori :

Terkait