Milner (tengah) adalah pemain tertua Liverpool musim ini. Mayoritas pemain Liverpool adalah pemain berusia produktif. (IN)
JUARA Liga Inggris musim ini, Liverpool mengisyaratkan tak akan melakukan pembelanjaan besar di bursa transfer musim panas nanti. Berbagai faktor melatarbelakangi kebijakan ini. Yang pertama, tentu masalah finansial.
Meski berhasil menjuarai Premier League yang otomatis mendapatkan dana besar dari hadiah dan hak siar. Liverpool tetap saja mengalami kesulitan anggaran. Pandemi COVID-19 membuat klub harus mengeluarkan dana ekstra untuk menggaji pemain dan staff di luar kontrak karena kompetisi sempat libur 3 bulan.
Selain itu pendapatan utama klub dari tiket pertandingan juga menurun karena kelanjutan Liga Inggris melarang kedatangan suporter di stadion.
“COVID tentu saja sudah mempengaruhi semua tim. Baik tim yang akan membeli dan menjual pemain. Itu sesuatu yang benar-benar normal,” kata Klopp.
“Maka sepertinya kali ini bakal menjadi musim panas paling sibuk sedunia,” tambahnya.
Klopp memahami benar bahwa untuk memperkuat skuad secara cepat adalah dengan melakukan pergerakan bagus di bursa transfer. Melakukan pembelian mahal terhadap bintang-bintang yang diharapkan langsung memberi impak besar pula.
Bahkan klub yang sudah sangat kuat sekalipun, tetap harus berbenah di setiap bursa transfer. Dalam beberapa kasus, walau sebuah tim menjuarai sebuah kompetisi. Lalu musim selanjutnya menggunakan komposisi pemain yang sama. Hasilnya akan berbeda.
“Tapi kami tidak bisa menghabiskan jutaan uang hanya untuk pemain yang kami inginkan,” ujarnya.
Yang dikatakan Klopp memang masuk akal. Sudah hal yang lazim saat ini klub berbelanja besar hanya berdasar keinginan. Tanpa dilandasi apakah kehadiran pemain tersebut diperlukan tim secara taktikal atau tidak.
Maka dalam situasi sempit seperti ini, sebuah klub ataupun pelatih harus mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Lebih dari sekedar mampu mendapatkan pemain bintang di bursa transfer. Memanfaatkan pemain muda atau meningkatkan kinerja pemain yang sudah ada. Adalah salah satu contohnya.
"Anda harus kreatif. Kami mencoba mencari solusi secara internal dan masih banyak yang akan datang: kami memiliki tiga atau empat pemain yang dapat membuat langkah besar.”
Jika melihat penghuni tim Marseyside Merah musim ini. Mereka memang tidak sedang dalam situasi yang riskan. Karena mayoritas pemain Liverpool masih tergolong pemain produktif.
Hanya ada tiga pemain Liverpool yang berusia 30 tahun atau lebih. Yakni James Milner (34), Jordan Henderseon (30), dan Dejan Lovren (30). Dengan komposisi tim yang muda, setidaknya Liverpool tinggal mendatangkan beberapa pemain murah untuk menambal atau untuk menjaga kedalaman skuad saja. (*/ava)